Cari Blog Ini

Rabu, 11 Agustus 2010

Dahsyatnya Pahala Memberi Makanan Berbuka Puasa

Bulan Ramadhan benar-benar kesempatan terbaik untuk beramal. Bulan Ramadhan adalah kesempatan menuai pahala melimpah. Banyak amalan yang bisa dilakukan ketika itu agar menuai ganjaran yang luar biasa. Dengan memberi sesuap nasi, secangkir teh, secuil kurma atau snack yang menggiurkan, itu pun bisa menjadi ladang pahala. Maka sudah sepantasnya kesempatan tersebut tidak terlewatkan.

Inilah janji pahala yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebutkan,

مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا

“Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga.”[1]

Al Munawi rahimahullah menjelaskan bahwa memberi makan buka puasa di sini boleh jadi dengan makan malam, atau dengan kurma. Jika tidak bisa dengan itu, maka bisa pula dengan seteguk air.[2]

Ath Thobari rahimahullah menerangkan, “Barangsiapa yang menolong seorang mukmin dalam beramal kebaikan, maka orang yang menolong tersebut akan mendapatkan pahala semisal pelaku kebaikan tadi. Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi kabar bahwa orang yang mempersiapkan segala perlengkapan perang bagi orang yang ingin berperang, maka ia akan mendapatkan pahala berperang. Begitu pula orang yang memberi makan buka puasa atau memberi kekuatan melalui konsumsi makanan bagi orang yang berpuasa, maka ia pun akan mendapatkan pahala berpuasa.”[3]

Sungguh luar biasa pahala yang diiming-imingi.

Di antara keutamaan lainnya bagi orang yang memberi makan berbuka adalah keutamaan yang diraih dari do’a orang yang menyantap makanan berbuka. Jika orang yang menyantap makanan mendoakan si pemberi makanan, maka sungguh itu adalah do’a yang terkabulkan. Karena memang do’a orang yang berbuka puasa adalah do’a yang mustajab. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,

ثَلاَثَةٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُمُ الإِمَامُ الْعَادِلُ وَالصَّائِمُ حِينَ يُفْطِرُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ

“Ada tiga orang yang do’anya tidak ditolak : (1) Pemimpin yang adil, (2) Orang yang berpuasa ketika dia berbuka, (3) Do’a orang yang terdzolimi.”[4] Ketika berbuka adalah waktu terkabulnya do’a karena ketika itu orang yang berpuasa telah menyelesaikan ibadahnya dalam keadaan tunduk dan merendahkan diri.[5]

Apalagi jika orang yang menyantap makanan tadi mendo’akan sebagaimana do’a yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam praktekkan, maka sungguh rizki yang kita keluarkan akan semakin barokah. Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam diberi minum, beliau pun mengangkat kepalanya ke langit dan mengucapkan,

اللَّهُمَّ أَطْعِمْ مَنْ أَطْعَمَنِى وَأَسْقِ مَنْ أَسْقَانِى

“Allahumma ath’im man ath’amanii wa asqi man asqoonii” [Ya Allah, berilah ganti makanan kepada orang yang memberi makan kepadaku dan berilah minuman kepada orang yang memberi minuman kepadaku][6]

Tak lupa pula, ketika kita memberi makan berbuka, hendaklah memilih orang yang terbaik atau orang yang sholih. Carilah orang-orang yang sholih yang bisa mendo’akan kita ketika mereka berbuka. Karena ingatlah harta terbaik adalah di sisi orang yang sholih. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengatakan pada ‘Amru bin Al ‘Ash,

يَا عَمْرُو نِعْمَ الْمَالُ الصَّالِحُ لِلْمَرْءِ الصَّالِحِ

"Wahai Amru, sebaik-baik harta adalah harta di tangan hamba yang Shalih."[7]

Dengan banyak berderma melalui memberi makan berbuka dibarengi dengan berpuasa itulah jalan menuju surga.[8] Dari ‘Ali, ia berkata, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

« إِنَّ فِى الْجَنَّةِ غُرَفًا تُرَى ظُهُورُهَا مِنْ بُطُونِهَا وَبُطُونُهَا مِنْ ظُهُورِهَا ». فَقَامَ أَعْرَابِىٌّ فَقَالَ لِمَنْ هِىَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « لِمَنْ أَطَابَ الْكَلاَمَ وَأَطْعَمَ الطَّعَامَ وَأَدَامَ الصِّيَامَ وَصَلَّى لِلَّهِ بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ »

"Sesungguhnya di surga terdapat kamar-kamar yang mana bagian luarnya terlihat dari bagian dalam dan bagian dalamnya terlihat dari bagian luarnya." Lantas seorang arab baduwi berdiri sambil berkata, "Bagi siapakah kamar-kamar itu diperuntukkan wahai Rasululullah?" Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, "Untuk orang yang berkata benar, yang memberi makan, dan yang senantiasa berpuasa dan shalat pada malam hari di waktu manusia pada tidur."[9]

Seorang yang semangat dalam kebaikan pun berujar, “Seandainya saya memiliki kelebihan rizki, di samping puasa, saya pun akan memberi makan berbuka. Saya tidak ingin melewatkan kesempatan tersebut. Sungguh pahala melimpah seperti ini tidak akan saya sia-siakan. Mudah-mudahan Allah pun memudahkan hal ini.”

Lalu bagaimanakah dengan Anda?



Disusun di hari penuh berkah, Panggang-GK, 4 Sya’ban 1431 H

Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

Artikel www.rumaysho.com

Selasa, 10 Agustus 2010

Kelapangan dan Kemudahan dalam Puasa Ramadhan

Penulis: Syaikh Salim bin Ied Al-Hilaaly, Syaikh
Fiqh, 03 November 2003, 00:02:59

1. Musafir

Banyak hadits shahih membolehkan musafir untuk tidak puasa, kita tidak lupa bahwa rahmat ini disebutkan di tengah-tengah kitab-Nya yang Mulia, Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang berfirman (yang artinya) : “Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka) maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu, pada hari yang lain. Allah mengendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu” [Al-Baqarah : 185].

Hamzah bin Amr Al-Aslami bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Apakah boleh aku berpuasa dalam safar ?” -dia banyak melakukan safar- maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya) : “Berpuasalah jika kamu mau dan berbukalah jika kamu mau” [Hadits Riwayat Bukhari 4/156 dan Muslim 1121].

Dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu berkata : “Aku pernah melakukan safar bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam di bulan Ramadhan, orang yang puasa tidak mencela yang berbuka dan yang berbuka tidak mencela yang berpuasa” [Hadits Riwayat Bukhari 4/163 dan Muslim 1118].

Hadits-hadits ini menunjukkan bolehnya memilih, tidak menentukan mana yang afdhal, namun mungkin kita (bisa) menyatakan bahwa yang afdhal adalah berbuka berdasarkan hadits-hadits yang umum, seperti sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
(yang artinya) : “Sesungguhnya Allah menyukai didatanginya rukhsah yang diberikan, sebagaimana Dia membenci orang yang melakukan maksiat” [Hadits Riwayat Ahmad 2/108, Ibnu Hibban 2742 dari Ibnu Umar dengan sanad yang shahih].

Dalam riwayat lain disebutkan (yang artinya) : “Sebagaimana Allah menyukai diamalkannya perkara-perkara yang diwajibkan” [Hadits Riwayat Ibnu Hibban 364, Al-Bazzar 990, At-Thabrani dalam Al-Kabir 11881 dari Ibnu Abbas dengan sanad yang Shahih. Dalam hadits -dengan dua lafadz ini- ada pembicaraan yang panjang, namun bukan di sini tempat menjelaskannya].

Tetapi mungkin hal ini dibatasi bagi orang yang tidak merasa berat dalam mengqadha’ dan menunaikannya, agar rukhshah tersebut tidak melenceng dari maksudnya. Hal ini telah dijelaskan dengan gamblang dalam satu riwayat Abu Said Al-Khudri Radhiyallahu ‘anhu.

“Para sahabat berpendapat barangsiapa yang merasa kuat kemudian puasa (maka) itu baik (baginya), dan barangsiapa yang merasa lemah kemudian berbuka (maka) itu baik (baginya)” [Hadits Riwayat Tirmidzi 713, Al-Baghawi 1763 dari Abu Said, sanadnya Shahih walaupun dalam sanadnya ada Al-Jurairi, riwayat Abul A'la darinya termasuk riwayat yang paling shahih sebagaimana dikatakan oleh Al-Ijili dan lainnya.]

Ketahuilah saudaraku seiman -mudah-mudahan Allah membimbingmu ke jalan petunjuk dan ketaqwaan serta memberikan rizki berupa pemahaman agama- sesungguhnya puasa dalam safar, jika memberatkan hamba bukanlah suatu kebajikan sedikitpun, tetapi berbuka lebih utama dan lebih dicintai Allah. Yang mejelaskan masalah ini adalah riwayat dari beberapa orang sahabat, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda (yang artinya) : “Bukanlah suatu kebajikan melakukan puasa dalam safar” [Hadits Riwayat Bukhari 4/161 dan Muslim 1110 dari Jabir].

Peringatan :
Sebagian orang ada yang menyangka bahwa pada zaman kita sekarang ini tidak diperbolehkan berbuka, sehingga (berakibat ada yang) mencela orang yang mengambil rukhsah tersebut, atau berpendapat bahwa puasa itu lebih baik karena mudah dan banyaknya sarana transportasi saat ini. Orang-orang seperti ini perlu kita usik ingatan mereka kepada firman Allah Yang Maha Mengetahui perkara ghaib dan nyata (yang artinya) : “Dan tidaklah Tuhanmu lupa” [Maryam : 64].

Dan juga firman-Nya “Allah mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui” [Al-Baqarah : 232]

Dan firman-Nya di tengah ayat tentang rukhshah berbuka dalam safar (yang artinya) : “Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu” [Al-Baqarah : 185]

Yakni, kemudahan bagi orang yang safar adalah perkara yang diinginkan, ini termasuk salah satu tujuan syari’at. cukup bagimu bahwa Dzat yang mensyari’atkan agama ini adalah pencipta zaman, tempat dan manusia. Dia lebih mengetahui kebutuhan manusia dan apa yang bermanfaat bagi mereka. Allah berfirman (yang artinya) : “Apakah Allah Yang Menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan dan rahasiakan) ; dan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui ?” [Al-Mulk : 14].

Aku bawakan masalah ini agar seorang muslim tahu jika Allah dan Rasul-Nya sudah menetapkan suatu perkara, tidak ada pilihan lain bagi manusia, bahkan Allah memuji hamba-hamba-Nya yang mukmin yang tidak mendahulukan perkataan manusia di atas perkataan Allah dan Rasul-Nya (yang artinya) : “Kami dengar dan kami taat, (Mereka berdo’a) : “Ampunilah kami yang Tuhan kami dan kepada Engkau-lah tempat kembali” [Al-Baqarah : 285]

2. Sakit
Allah membolehkan orang yang sakit untuk berbuka sebagai rahmat dari-Nya, dan kemudahan bagi orang yang sakit tersebut. Sakit yang membolehkan berbuka adalah sakit yang apabila dibawa berpuasa akan menyebabkan suatu madharat atau menjadi semakin parah penyakitnya atau dikhawatirkan terlambat kesembuhannya. Wallahu a’alam

3. Haid dan nifas
Ahlul ilmi telah bersepakat bahwa orang yang haid dan nifas tidak dihalalkan berpuasa, keduanya harus berbuka dan mengqadha, kalaupun keduanya puasa (maka puasanya) tidak sah. Akan datang penjelasannya, Insya Allah…

4. Kakek dan nenek yang sudah lanjut usia
Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhuma berkata : “Kakek dan nenek yang lanjut usia, yang tidak mampu puasa harus memberi makan setiap harinya seorang miskin” [Hadits Riwayat Bukhari 4505, Lihat Syarhus Sunnah 6/316, Fathul bari 8/180. Nailul Authar 4/315. Irwaul Ghalil 4/22-25. Ibnul Mundzir menukil dalam Al-Ijma' no. 129 akan adanya ijma (kesepakatan) dalam masalah ini].

Diriwayatkan oleh Daruquthni (2/207) dan dishahihkannya, dari jalan Manshur dari Mujahid dari Ibnu Abbas, beliau membaca ayat (yang artinya) : “Orang-orang yang tidak mampu puasa harus mengeluarkan fidyah makan bagi orang miskin” [Al-Baqarah : 184].

Kemudian beliau berkata : “Yakni lelaki tua yang tidak mampu puasa dan kemudian berbuka, harus memberi makan seorang miskin setiap harinya 1/2 gantang gandum” [Lihat ta'liq sebelumnya].

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu : “Barangsiapa yang mencapai usia lanjut dan tidak mampu puasa Ramadhan, harus mengeluarkan setiap harinya satu mud gandum” [Hadits Riwayat Daruquthni 2/208 dalam sanadnya ada Abdullah bin Shalih dia dhaif, tapi punya syahid (penguat, red)].

Dari Anas bin Malik (bahwa) beliau lemah (tidak mampu untuk puasa) pada satu tahun, kemudian beliau membuat satu wadah Tsarid dan mengundang 30 orang miskin (untuk makan) hingga mereka kenyang. [Hadits Riwayat Daruquthni 2/207, sanadnya shahih]

5. Wanita hamil dan menyusui
Di antara rahmat Allah yang agung kepada hamba-hamba-Nya yang lemah adalah Allah memberi rukhsah (keringanan) pada mereka untuk berbuka, dan diantara mereka adalah wanita hamil dan menyusui.

Dari Anas bin Malik [1], ia berkata : “Kudanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mendatangi kami, akupun mendatangi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, aku temukan beliau sedang makan pagi, beliau bersabda, “Mendekatlah, aku akan ceritakan kepadamu tentang masalah puasa. Sesungguhnya Allah Tabaraka wa Ta’ala menggugurkan 1/2 shalat atas orang musafir, menggugurkan atas orang hamil dan menyusui kewajiban puasa”. Demi Allah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengucapkan keduanya atau salah satunya. Aduhai sesalnya jiwaku, kenapa aku tidak (mau) makan makanan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam” [Hadits Riwayat Tirmidzi 715, Nasa'i 4/180, Abu Daud 3408, Ibnu Majah 16687. Sanadnya hasan (baik, red) sebagaimana pernyataan Tirmidzi]

Footnote :
[1]. Dia adalah Al-Ka’bi, bukan Anas bin Malik Al-Anshari pembantu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, tapi ia adalah seorang pria dari bani Abdullah bin Ka’ab, pernah tinggal di Bashrah, beliau hanya meriwayatkan satu hadits saja dari Nabi, yakni hadits di atas.

(Judul Asli : Shifat shaum an Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam Fii Ramadhan, penulis Syaikh Salim bin Ied Al-Hilaaly, Syaikh Ali Hasan Abdul Hamid. Penerbit Al Maktabah Al Islamiyyah cet. Ke 5 th 1416 H. Edisi Indonesia Sifat Puasa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam oleh terbitan Pustaka Al-Mubarok (PMR), penerjemah Abdurrahman Mubarak Ata. Cetakan I Jumadal Akhir 1424 H.)

Silahkan menyalin & memperbanyak artikel ini dengan mencantumkan url sumbernya.
Sumber artikel : http://www.salafy.or.id/print.php?id_artikel=312

Keutamaan Puasa di Bulan Ramadhan

Banyak sekali ayat yang tegas dan muhkam (qath’i) dalam Kitabullah yang mulia, memberikan anjuran untuk puasa sebagai sarana untuk taqarrub kepada Allah ‘Azza wa Jalla dan juga menjelaskan keutamaan-keutamaannya, seperti firman ALLAH (yang artinya) : “Sesungguhnya kaum muslimin dan muslimat, kaum mukminin dan mukminat, kaum pria yang patuh dan kaum wanita yang patuh, dan kaum pria serta wanita yang benar (imannya) dan kaum pria serta kaum wanita yang sabar (ketaatannya), dan kaum pria serta wanita yang khusyu’, dan kaum pria serta wanita yang bersedekah, dan kaum pria serta wanita yan berpuasa, dan kaum pria dan wanita yang menjaga kehormatannya (syahwat birahinya), dan kaum pria serta wanita yang banyak mengingat Allah, Allah menyediakan bagi mereka ampunan dan pahala yang besar” [A-Ahzab : 35]

Dan firman ALLAH (yang artinya) : “Dan kalau kalian puasa, itu lebih baik bagi kalian kalau kalian mengetahuinya” [Al-Baqarah : 184].

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjelaskan dalam hadits yang shahih bahwa puasa adalah benteng dari syahwat, perisai dari neraka. Allah Tabaraka wa Ta’ala telah mengkhususkan satu pintu surga untuk orang yang puasa. Puasa bisa memutuskan jiwa dari syahwatnya, menahannya dari kebiasaan-kebiasaan yang jelek, hingga jadilah jiwa yang tenang. Inilah pahala yang besar, keutamaan yang agung ; dijelaskan secara rinci dalam hadits-hadits shahih berikut ini, dijelaskan dengan penjelasan yang sempurna.

1. Puasa Adalah Perisai [Pelindung]
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyuruh orang yang sudah kuat syahwatnya dan belum mampu untuk menikah agar berpuasa, menjadikannya sebagai wijaa’[memutuskan] bagi syahwat ini, karena puasa menahan kuatnya anggota badan hingga bisa terkontrol, menenangkan seluruh anggota badan, serta seluruh kekuatan (yang jelek) ditahan hingga bisa taat dan dibelenggu dengan belenggu puasa. Telah jelas bahwa puasa memiliki pengaruh yang menakjubkan dalam menjaga anggota badan yang dhahir dan kekuatan bathin.

Oleh karena itu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya) : “Wahai sekalian para pemuda, barangsiapa di antara kalian telah mampu ba’ah [mampu dgn berbagai macam persiapannya] hendaklah menikah, karena menikah lebih menundukkan pandangan, dan lebih menjaga kehormatan. Barangsiapa yang belum mampu menikah, hendaklah puasa karena puasa merupakan wijaa’ (pemutus syahwat) baginya” [Hadits Riwayat Bukhari 4/106 dan Muslim no. 1400 dari Ibnu Mas'ud]

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjelaskan bahwa surga diliputi dengan perkara-perkara yang tidak disenangi, dan neraka diliputi dengan syahwat. Jika telah jelas demikian -wahai muslim- sesungguhnya puasa itu menghancurkan syahwat, mematahkan tajamnya syahwat yang bisa mendekatkan seorang hamba ke neraka, puasa menghalangi orang yang puasa dari neraka. Oleh karena itu banyak hadits yang menegaskan bahwa puasa adalah benteng dari neraka, dan perisai yang menghalangi seseorang dari neraka.

Bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam (yang artinya) : “Tidaklah seorang hamba yang puasa di jalan Allah kecuali akan Allah jauhkan dia (karena puasanya) dari neraka sejauh tujuh puluh musim” [Hadits Riwayat Bukhari 6/35, Muslim 1153 dari Abu Sa'id Al-Khudry, ini adalah lafadz Muslim. Sabda Rasulullah : "70 musim" yakni : perjalanan 70 tahun, demikian dikatakan dalam Fathul Bari 6/48].

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya) : “Puasa adalah perisai, seorang hamba berperisai dengannya dari api neraka” [Hadits Riwayat Ahmad 3/241, 3/296 dari Jabir, Ahmad 4/22 dan Utsman bin Abil 'Ash. Ini adalah hadits yang shahih].

Dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya) : “Barangsiapa yang berpuasa sehari di jalan Allah maka di antara dia dan neraka ada parit yang luasnya seperti antara langit dengan bumi” [Dikeluarkan oleh Tirmidzi no. 1624 dari hadits Abi Umamah, dan di dalam sanadnya ada kelemahan. Al-Walid bin Jamil, dia jujur tetapi sering salah, akan tetapi di dapat diterima. Dan dikeluarkan pula oleh At-Thabrani di dalam Al-Kabir 8/260,274, 280 dari dua jalan dari Al-Qasim dari Abi Umamah. Dan pada bab dari Abi Darda', dikeluarkan oleh Ath-Thabrani di dalam Ash-Shagir 1/273 di dalamnya terdapat kelemahan. Sehingga hadits ini SHAHIH].

Sebagian ahlul ilmi telah memahami bahwa hadits-hadits tersebut merupakan penjelasan tentang keutamaan puasa ketika jihad dan berperang di jalan Allah. Namun dhahir hadits ini mencakup semua puasa jika dilakukan dengan ikhlas karena mengharapkan wajah Allah Ta’ala, sesuai dengan apa yang dijelaskan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalm termasuk puasa di jalan Allah (seperti yang disebutkan dalam hadits ini).

2. Puasa Bisa Memasukkan Hamba ke Surga
Engkau telah tahu wahai hamba yang taat -mudah-mudahan Allah memberimu taufik untuk mentaati-Nya, menguatkanmu dengan ruh dari-Nya- bahwa puasa menjauhkan orang yang mengamalkannya ke bagian pertengahan surga.

Dari Abu Umamah Radhiyallahu ‘anhu katanya, “Aku berkata (kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam) : “Wahai Rasulullah, tunjukkan padaku suatu amalan yang bisa memasukkanku ke surga.? Beliau menjawab : “Atasmu puasa, tidak ada (amalan) yang semisal dengan itu” [Hadits Riwayat Nasa'i 4/165, Ibnu Hibban hal. 232 Mawarid, Al-Hakim 1/421, sanadnya Shahih]

3. Pahala Orang Puasa Tidak Terbatas (Seluruhnya terkumpul pembahasannya pada hadits-hadits yang akan datang)

4. Orang Puasa Punya Dua Kegembiraan (Seluruhnya terkumpul pembahasannya pada hadits-hadits yang akan datang)

5. Bau Mulut Orang Yang Puasa Lebih Wangi dari Baunya Misk (Seluruhnya terkumpul pembahasannya pada hadits-hadits yang akan datang)

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, (bahwasanya) Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya) : “Semua amalan bani Adam untuknya kecuali puasa [Baginya pahala yang terbatas, kecuali puasa karena pahalanya tidak terbatas] , karena puasa itu untuk-Ku dan Aku akan membalasnya, puasa adalah perisai, jika salah seorang dari kalian sedang berpuasa janganlah berkata keji dan berteriak-teriak, jika ada orang yang mencercanya atau memeranginya, maka ucapkanlah : ‘Aku sedang berpuasa’ [1]. Demi dzat yang jiwa Muhammad di tangan-Nya, sesunguhnya bau mulut orang yang berpuasa lebih wangi di sisi Allah daripada bau misk[2] orang yang puasa mempunyai dua kegembiraan, jika berbuka mereka gembira, jika bertemu Rabbnya mereka gembira karena puasa yang dilakukannya” [Bukhari 4/88, Muslim no. 1151, Lafadz ini bagi Bukhari].

Di dalam riwayat Bukhari (disebutkan) (yang artinya) : “Meninggalkan makan, minum dan syahwatnya karena puasa untuk-Ku, dan Aku yang akan membalasnya, kebaikan dibalas dengan sepuluh kali lipat yang semisal dengannya”

Di dalam riwayat Muslim (yang artinya) : “Semua amalan bani Adam akan dilipatgandakan, kebaikan dibalas dengan sepuluh kali lipat yang semisal dengannya, sampai tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman : “Kecuali puasa, karena puasa itu untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya, dia (bani Adam) meninggalkan syahwatnya dan makanannya karena Aku” Bagi orang yang puasa ada dua kegembiraan ; gembira ketika berbuka dan gembira ketika bertemu Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang puasa di sisi Allah adalah lebih wangi daripada bau misk”

6. Puasa dan Al-Qur’an Akan Memberi Syafa’at Kepada Ahlinya di hari Kiamat

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya) : “Puasa dan Al-Qur’an akan memberikan syafaat kepada hamba di hari Kiamat, puasa akan berkata : “Wahai Rabbku, aku akan menghalanginya dari makan dan syahwat, maka berilah dia syafa’at karenaku”. Al-Qur’an pun berkata : “Aku telah menghalanginya dari tidur di malam hari, maka berilah dia syafa’at karenaku” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Maka keduanya akan memberi syafa’at” [3]

7. Puasa Sebagai Kafarat
Diantara keistimewaan puasa yang tidak ada dalam amalan lain adalah ; Allah menjadikannya sebagai kafarat bagi orang yang memotong rambut kepalanya (ketika haji) karena ada udzur sakit atau penyakit di kepalanya, kaparat bagi yang tidak mampu memberi kurban, kafarat bagi pembunuh orang kafir yang punya perjanjian karena membatalkan sumpah, atau yang membunuh binatang buruan di tanah haram dan sebagai kafarat zhihar. Akan jelas bagimu dalam ayat-ayat berikut ini.

Allah Ta’ala berfirman (yang artinya) : “Dan sempurnakanlah olehmu ibadah haji dan umrah karena Allah ; maka jika kamu terkepung (terhalang oleh musuh atau sakit), maka wajib menyembelih kurban yang mudah didapat. Dan janganlah kamu mencukur rambut kepalamu, hingga kurban itu sampai ke tempat penyembelihannya. Jika ada diantaramu yang sakit atau ada gangguan di kepalanya (lalu ia bercu kur), maka wajib atasnya berfidyah, yaitu berpuasa atau bersedekah atau berkurban. Apabila kamu telah (merasa) aman, maka bagi siapa yang ingin mengerjakan umrah sebelum haji (di dalam bulan haji), (wajiblah ia menyembelih) kurban yang mudah di dapat. Tetapi jika ia tidak menemukan (binatang kurban atau tidak mampu), maka wajib berpuasa tiga hari dalam masa haji dan tujuh hari (lagi) apabila kamu telah pulang kembali. Demikian itu (kewajiban membayar fidyah) bagi orang-orang yang keluargannya tidak berada (di sekitar) Masjidil Haram (orang-orang yang bukan penduduk kota Makkah). Dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksa-Nya” [Al-Baqarah : 196]

Allah Ta’ala juga berfirman (yang artinya) : “Dan jika ia (si terbunuh) dari kaum (kafir) yang ada perjanjian (damai) antara mereka dengan kamu, maka (hendaklah si pembunuh) membayar diat (denda) yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh) serta memerdekakan hamba sahaya yang mukmin. Barangsiapa yang tidak memperolehnya, maka hendaklah (si pembunuh) berpuasa dua bulan berturut-turut sebagai cara taubat kepada Allah. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana” [An-Nisaa' : 92]

Allah Ta’ala berfirman (yang artinya) : “ Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak dimaksud (untuk bersumpah), tetapi Dia menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpah kamu yang kamu sengaja, maka kafarat (melanggar) sumpah itu ialah memberi makan sepuluh orang miskin, yaitu dari makanan yang biasa kamu berikan kepada keluargamu, atau memberi pakaian kepada mereka atau memerdekakan seorang budak. Barangsiapa tidak sanggup melakukan yang demikian, maka kafaratnya puasa selama tiga hari. Yang demikian itu adalah kafarat sumpah-sumpahmu bila kamu bersumpah (dan kamu langgar). Dan jagalah sumpahmu. Demikianlah Allah menerangkan kepadamu hukum-hukum-Nya agar kamu bersyukur (kepada-Nya)” [Al-Maidah : 89]

Allah Ta’ala berfirman (yang artinya) : “Orang-orang yang menzhihar isteri mereka kemudian mereka hendak menarik kembali apa yang mereka ucapkan, maka (wajib atasnya) memerdekakan seorang budak sebelum kedua suami istri itu bercampur. Demikianlah yang diajarkan kepada kamu, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Barangsiapa yang tidak mendapatkan (budak), maka (wajib atasnya) berpuasa dua bulan berturut-turut sebelum keduanya bercampur. Maka siapa yang tidak kuasa (wajib atasnya) memberi makan enam puluh orang miskin. Demikianlah supaya kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan itulah hukum-hukum Allah, dan bagi orang-orang kafir ada siksaan yang sangat pedih” [Al-Mujaadiliah : 3-4]

Demikian pula, puasa dan shadaqah bisa menghapuskan fitnah seorang pria dari harta, keluarga dan anaknya. Dari Hudzaifah Ibnul Yaman Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya) : “Fitnah pria dalam keluarga (isteri), harta dan tetangganya, bisa dihapuskan oleh shalat, puasa dan shadaqah” [Hadits Riwayat Bukhari 2/7, Muslim 144]

8. Ar Rayyan Bagi Orang yang Puasa
Dari Sahl bin Sa’ad Radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam (bahwa beliau) bersabda (yang artinya) : “Sesungguhnya dalam surga ada satu pintu yang disebut dengan Rayyan, orang-orang yang puasa akan masuk di hari kiamat nanti dari pintu tersebut, tidak ada orang selain mereka yang memasukinya. Jika telah masuk orang terkahir yang puasa ditutuplah pintu tersebut. Barangsiapa yang masuk akan minum, dan barangsiapa yang minum tidak akan merasa haus untuk selamanya” [Hadits Riwayat Bukhari 4/95, Muslim 1152, dan tambahan lafadz yang akhir ada pada riwayat Ibnu Khuzaimah dalam shahihnya 1903]

Footnote.
1. Dengan ucapan yang terdengar oleh si pencerca atau orang yang mengganggu tersebut, ada yang mengatakan : diucapkan di dalam hatinya agar tidak saling mencela dan saling memerangi. Yang pertama lebih kuat dan lebih jelas, karena ucapan secara mutlak adalah dengan lisan, adapun bisikan jiwa dibatasi oleh sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam seperti yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah : “Sesunguhnya Allah memaafkan bagi umatku apa yang terbetik dalam hatinya selama belum diucapkan atau diamalkannya” (Muttafaqun ‘alaih). Maka jelaslah bahwa ucapan itu mutlak tidak terjadi kecuali oleh ucapan yang dapat dididengar dengan suara yang terucap dan huruf. Wallahu a’lam.

2. Lihat apa yang telah ditulis oleh Ibnul Qayyim dalam Al-Wabilu Shayyin minal Kalami At-Thayyib hal.22-38

3. Diriwayatkan oleh Ahmad 6626, Hakim 1/554, Abu Nu’aim 8/161 dari jalan Huyaiy bin Abdullah dari Abdurrahman Al-hubuli dari Abdullah bin ‘Amr, dan sanadnya hasan. Al-Haitsami berkata di dalam Majmu’ Zawaid 3/181 setelah menambah penisbatannya kepada Thabrani dalam Al-Kabir : “Dan perawinya adalah perawi shahih”
Faedah : Hadits ini dan yang semisalnya dari hadits-hadits yang telah warid yang menyatakan bahwa amalan itu berjasad, wajib diimani dengan keimanan yang kuat tanpa mentahrif atau mentakwilnya, karena demikianlah manhajnya salafus shalih, dan jalannya mereka tidak diragukan lebih selamat, lebih alim dan bijaksana (tepat).
Cukuplah bagimu bahwa itu adalah salah satu syarat iman. Alla Ta’ala berfirman.
(yang artinya) : “(Yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami anugrahkan kepada mereka” [Al-Baqarah : 3]

(Judul Asli : Shifat shaum an Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam Fii Ramadhan, penulis Syaikh Salim bin Ied Al-Hilaaly, Syaikh Ali Hasan Abdul Hamid. Penerbit Al Maktabah Al islamiyyah cet. Ke 5 th 1416 H. Edisi Indonesia Sifat Puasa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam oleh terbitan Pustaka Al-Mubarok (PMR), penerjemah Abdurrahman Mubarak Ata. Cetakan I Jumadal Akhir 1424 H)

Silahkan menyalin & memperbanyak artikel ini dengan mencantumkan url sumbernya.
Sumber artikel : http://www.salafy.or.id/print.php?id_artikel=299

Minggu, 08 Agustus 2010

Ditangkap Mabes Polri Ba'asyir: Ini Rekayasa Amerika

Tauhid (JAT), Abu Bakar Ba'asyir (ABB), ditangkap polisi terkait terorisme. Meski mengaku pasrah, Ba'asyir yakin penangkapan terhadap dirinya merupakan rekayasa Amerika.

Ba'asyir yang mengenakan gamis warna putih, kopiah dan mengenakan jaket hitam ini digelandang puluhan Densus 88 bersenjata lengkap layaknya menangkap teroris. Ba'asyir dibawa ke Mabes Polri dengan Suzuki Pajero warna hitam L 2752 ED.

"Ini rahmat Allah untuk kurangi dosa, ini rekayasa Amerika," ujar Ba'asyir sesaat sebelum memasuki Gedung Bareskrim Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta, Senin (9/8/2010).

Sebelumnya diberitakan Ba'asyir ditangkap oleh Kepolisian terkait kegiatan kelompok terorisme. Ba'asyir ditangkap di Banjar Patroman, Ciamis, Jabar, ditengah perjalanan pulang ke Solo usai keperluan keluarga di Bandung dan mengikuti sejumlah pengajian.Rekayasa apalagi yang di lakukan oleh pihak asing, atau ini pengalihan karena kejadian meledaknya tabung Gas. www.eramuslim.com

Kamis, 05 Agustus 2010

Perusahaan Israel Pecat Karyawatinya Karena Menggunakan Bahasa Arab

Renin Jabar, seorang warga Arab Israel yang bekerja sebagai kasir di toko Home Center di Herzliya dipecat hanya karena ia menggunakan bahasa Arab saat berbincang dengan rekan-rekan kerjanya. Pemecatan itu membuat Jabar marah dan menyatakan bahwa pemilik tokonya sudah bertindak rasial.

"Ini tindakan rasial. Kenapa saya dilarang bicara dalam bahasa Arab dengan sesama karyawan yang juga orang Arab di jam istirahat?," tukas Jabar.

Ia sudah bekerja sebagai kasir di Home Center yang berada di Seven Stars Mall sejak dua tahun yang lalu. Sebuah cabang baru dibuka hari Sabtu pekan kemarin dan mempekerjakan bahwa orang-orang Arab untuk bekerja pada akhir pekan. Jabar mengatakan, para manajernya selama ini puas dengan hasil kerjanya. Tapi para pemilik toko rupanya sering memperhatikan Jabar berbincang dengan pegawai lain dalam bahasa Arab dan itu membuat pemilik toko tidak senang.

"Salah satu pemilik toko, seorang perempuan memanggil saya dan memerintahkan agar saya tidak lagi menggunakan bahasa Arab. Saya bilang bahwa saya berbahasa Arab di jam istirahat, itupun dengan sesama karyawan bukan dengan para pelanggan. Apa yang saya lakukan dibolehkan karena bahasa Arab juga menjadi bahasa resmi di Israel. Tapi perempuan itu mengatakan bahwa tak seorang senang mendengarnya berbahasa Arab dan tetap meminta saya tidak lagi bicara dalam bahasa Arab. Saya katakan padanya bahwa itu tindakan rasial," papar Jabar.

Pihak Home Center mengakui pernah menegur Jabar karena menggunakan bahasa Arab. Tapi mereka membantah bahwa masalah itu yang menjadi dasar pemecatan terhadap Jabar.

Jabar mengungkapkan, sejak ia ditegur pemilik toko, ia ditugaskan untuk melakukan pekerjaan yang tidak sesuai dengan jabatannya sebagai kasir. Jabar misalnya disuruh membersihkan kamar mandi. Tentu saja Jabar menolak suruhan itu. Ia juga mengaku uang transportnya dibayar lebih rendah dari yang seharusnya oleh perusahaan itu. Ia juga menerima surat pemecatan dari salah seorang rekan kerjanya.

"Ini merupakan diskriminasi yang jelas. Mereka memecat saya atas alasan rasial karena saya berani berbincang dalam bahasa Arab dengan teman sekerja saya sesama orang Arab," tandas Jabar.

Tak puas dengan pemecatan itu, Jabar mengontak seorang pengacara, Tawfiq Tibi yang langsung mengirimkan surat pernyataan pada Home Center dan menuntut kompensasi sebesar 80.000 NIS atau sekitar lebih dari 200 juta rupiah, karena kliennya dipecat atas alasan rasial.

Sebuah situs berbahasa Arab, PANET yang mengetahui kasus ini, juga menyatakan akan membantu Jabar untuk mengajukan gugatan hukum terhadap manajemen Home Center.www.eramuslim.com

Minggu, 25 Juli 2010

Wikileaks Bocorkan Puluhan Ribu Dokumen Rahasia Perang AS di Afghanistan

Situs Wikileaks kembali membuat berang AS. Situs yang beberapa waktu lalu menampilkan rekaman video serangan brutal sebuah helikopter tempur AS terhadap warga sipil di Irak, kembali membocorkan lebih dari 90.000 dokumen rahasia milik militer AS pada sejumlah media massa.

Media yang mendapatkan bocoran dokumen rahasia itu antara lain, The Guardian yang terbit di Inggris, New York Times yang terbit di AS dan majalah mingguan Jerman, Der Spiegel. Menurut harian dan majalah tersebut, puluhan ribu dokumen yang mereka dapatkan dari Wikileaks mengungkap detil berbagai operasi rahasia pasukan AS di Afghanistan termasuk operasi militer terselubung pasukan khusus AS yang menewaskan banyak warga sipil Afghanistan, tapi insiden itu tidak pernah dilaporkan. Target operasi yang dilakukan pasukan elit AS itu adalah para pemimpin Taliban di Afghanistan.

Penasehat di lembaga Keamanan Nasional AS, Jenderal James Jones secara tidak langsung mengakui dokumen-dokumen rahasia yang berhasil dibocorkan Wikileaks ke sejumlah media massa tersebut. Menurut Jones, dokumen-dokumen rahasia itu merupakan catatan perang AS di Afghanistan dari tahun 2004 sampai 2009, sebelum Presiden Barack Obama mengumumkan strategi baru AS di Afghanistan.

Jones juga mengatakan, bocornya dokumen-dokumen militer AS itu bisa membahayakan nyawa pasukan AS dan pasukan koalisinya, serta akan menimbulkan ancaman bagi keamanan nasional AS. www.eramuslim.com

Veteran Perang Irak: AS Berusaha Mendirikan Negara Palsu di Irak

Seorang veteran perang Amerika di Irak mengatakan Amerika Serikat memprakarsai permusuhan sebagai alasan untuk mendirikan kekuasaan mereka di seluruh pelosok negeri Irak.

Berbicara dalam sebuah wawancara dengan Press TV, Michael Prysner, veteran perang Amerika Serikat dan aktivis perdamaian mengatakan bahwa invasi ke Irak pada tahun 2003 adalah "kepalsuan yang lengkap" dan invasi ke Irak sama sekali tidak dimaksudkan untuk membebaskan rakyat Irak seperti yang didengungkan oleh otoritas AS.

Prysner, seorang kopral di pasukan AS pada saat invasi Irak, mengatakan bahwa dia ikut terjun dalam invasi Irak dan menggulingkan Saddam Hussain dengan niat untuk membantu rakyat Irak namun kemudian menyadari setiap tindakan yang oleh militer AS hanya menambah penderitaan rakyat Irak.

"Saya bergabung dengan tentara AS karena saya ingin melayani negara saya, karena saya percaya bahwa militer AS adalah sebuah kekuatan untuk kebaikan di dunia, bahwa kami membantu mereka yang membutuhkan, dan kami membebaskan mereka yang tertindas," katanya.

"Jadi, saya meyakini benar dalam hati saya tentang hal tersebut dan ketika perang Irak dimulai saya mengajukan diri untuk ikut terjun di sana, saya ingin pergi, dan saya percaya sepenuh hati bahwa kami akan membantu rakyat Irak, dan hal itulah yang saya inginkan untuk dilakukan dan saya bersedia memberikan hidup saya untuk itu, "tambahnya.

"Saya melihat bahwa semuanya itu bukan untuk pembebasan rakyat Irak sama sekali. Saya melihat bahwa semuanya itu tidak untuk membantu rakyat Irak. Dan saya melihat bahwa saya melakukan sebaliknya, bahwa sayahanya menyakiti rakyat Irak ," kata mantan anggota militer AS ini.

"Setiap hari merupakan bencana bagi mereka (rakyat Irak) dan saya sudah melihat hari demi hari hal-hal buruk yang dilakukan terhadap mereka, kehidupan mereka harus hidup di bawah pendudukan, saya menyadari bahwa itu adalah kepalsuan yang lengkap bahwa kami ada di sana untuk membantu mereka," dia menjelaskan lebih lanjut.

"Tujuan dari pemerintah AS untuk masuk ke Irak dan dengan cepat menggulingkan pemerintahan Saddam, dan kemudian mendirikan sebuah Negara, itu semua menurtu saya hanyalah fantasi mereka, militer ASdengan mudah menggulingkan negara dan yang belum terjadi," tambah Prysner yang sekarang pemimpin gerakan March Forward, sebuah organisasi para veteran Amerika dari kedua konflik Irak dan Afghanistan.

Ketika ditanya tentang tugas-tugasnya setelah penggulingan diktator Irak Saddam Hussein dari kekuasaannya pada 9 April 2003, Prysner berkata, "Saya melakukan berbagai hal, mulai dari interogasi tahanan --Dan saya lakukan hal itu selama berbulan-bulan --Saya interogasi ratusan tahanan , sebagian besar yang sama sekali tidak melakukan kesalahan apapun."

"Saya dioperasikan dalam misi penembakan, penggerebekan rumah, saya mendengar keluhan masyarakat yang rumahnya telah dihancurkan, yang anggota keluarganya telah dibunuh, yang keluarganya dimutilasi dengan bom Amerika Serikat."

Mengacu pada gelombang kekerasan yang tidak terkendali di Irak dan ketidakmampuan AS untuk mengekang pertumpahan darah, veteran perang mengatakan Amerika dipaksa untuk membayar para militan di Irak untuk menghentikan mereka membunuh tentara Amerika.

"Para prajurit Amerika Serikat kesulitan di negara itu, satu-satunya cara bahwa kekerasan dan perlawanan itu harus dipadamkan adalah membayar para pejuang Irak, supaya mereka tidak menembak tentara Amerika lagi , "katanya.

Pengakuan Prysner ini mengingatkan kita akan film terbaru Hollywood yang berjudul Green Zone, di mana dalam film tersebut seorang tentara AS harus kecewa dan bingung atas kebohongan pejabat AS yang mengatakan Irak memiliki senjata pemusnah massal. www.eramuslim.com

Perbaikilah Kepribadian Anda, dan Anda Akan Sukses

Oleh: Tunggul Tranggono

"You are free to choose, but the choice you make today will determine what you will have, be and do in the tomorrows of your life" Zig Ziglar.

Hasil survey Stanford Research Institute, Harvard University & Carnegie Foundation menyimpulkan: Bahwa lima belas persen (15 %) dari alasan mengapa seseorang berhasil meraih keberhasilan dalam pekerjaan banyak ditentukan oleh penguasaan pengetahuan dan keterampilan mengenai profesi. Bagaimana yang 85 %? Delapan puluh lima persen dari mereka yang meraih sukses, banyak ditentukan oleh pengetahuan dan keterampilan mengenai manusia! Survey yang lain pada 16 (enam belas) jenis industri di Amerika menunjukkan bahwa ternyata prestasi seseorang tidak ditentukan oleh faktor pendidikan formal apakah seseorang tersebut sarjana atau bukan sarjana,bukan oleh faktor jenis kelamin apakah seseorang itu laki-laki atau perempuan, bukan oleh ras apakah mereka itu kulit putih atau kulit hitam, dan juga bukan oleh umur apakah diatas 40 tahun atau dibawah 40 tahun.

Prestasi seseorang ditentukan oleh kepribadiannya. Bahkan disimpulkan juga bakat yang dibawa sejak lahir hanya berperan sebagai faktor imbuhan saja bagi prestasi seseorang. Kepribadian dan prestasi ibarat flight-attitude yang di-install pada cockpit pesawat terbang. Bila flight attitude menunjukkan kemiringan 45 derajat, maka berarti pesawat miring 45 derajat. Bila kepribadian seseorang tidak positif, maka prestasi yang bersangkutan tidak akan sukses, walau faktor pendukung kesuksesan yang lain dimilikinya. Oleh sebab itu apabila seseorang ingin sukses, tidak ada jalan lain kecuali menimba terus ilmu dan pengetahuan agar wawasannya luas, bekerja terus menerus agar memperoleh pengalaman dan mempertajam keterampilan, berpola pikir dan berpola tindak positif untuk makin menampilkan kepribadian yang positif. Tiga faktor ini yaitu "knowledge, skill and behaviour" oleh Dale Carnegie disebut sebagai faktor keberhasilan seseorang (The Triangle of Success).

KNOWLEDGE

Perjalanan jaman senantiasa diikuti dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Bagi manusia yang terlahir pada jamannya dituntut setidak-tidaknya mengetahui apa yang terjadi dan sedang berkembang, kemudian menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan tersebut dengan sikap yang adaptatif walau harus melakukan perubahan yang memerlukan pengorbanan. Dalam konteks bekerja dan pekerjaan misalnya, penerapan teknologi yang modern sebagai hasil perkembangan ilmu pengetahuan yang pesat mau tidak mau harus diterima dengan baik, sebab kalau kita tidak melakukannya, bukan hanya ketinggalan dengan yang lain, tetapi bahkan mungkin kita akan terlindas dengan perubahan/kemajuan yang sedang berlangsung. "Make change an ally!" Jadikan perubahan itu sahabat anda. Sebab alergi dengan perubahan, kita akan mandeg.
Dalam pergerakannya, ada satu hal yang tidak pernah berubah, yaitu bahwa jaman akan menawarkan kepada kita berbagai kesempatan terus menerus. Tinggal terserahlah kepada kita akan menyambut kesempatan tersebut dan menangkap atau membiarkannya berlalu. Yang jelas kesempatan yang sama tidak akan datang lebih dari satu kali, hilang diambil oleh yang lain atau lenyap tertelan waktu. Siap atau tidak siap salah satu keberhasilannya tergantung penguasaan kita terhadap ilmu kita yang kita miliki. Sebab menangkap kesempatan harus berbekal ilmu pengetahuan. Semakin luas ilmu kita semakin cakap kita mengambil kesempatan. Hanya orang yang membekali dirinya dengan ilmu pengetahuan yang banyak mampu menangkap berbagai peluang dan kesempatan.

SKILL

Keterampilan pada akhirnya akan dicapai seseorang apabila mereka melakukannya dalam praktek. Penguasaan ilmu pengetahuan saja tidaklah cukup untuk bisa disebut sebagai terampil apalagi ahli. Dengan praktek seseorang akan menemui berbagai pengalaman yang sangat variatif, berbagai persoalan dan bagaimana menyelesaikan persoalan tersebut. Ini membuat penguasaan terhadap fungsi pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya semakin tajam. Berbekal ilmu pengetahuan ditambah pengalaman, seseorang akan mudah menemukan esensi dari ilmu pengetahuan tersebut, yang akan berpengaruh kepada keberhasilan dalam pengeterapannya. Solusi-solusi terhadap masalah bisa dipermudah sebab esensinya dikuasai. Untuk rakyatnya yang diharapkan bisa mandiri dan tidak tergantung kepada negara lain / kapitalis, Mahatma Gandhi menghimbau agar rakyatnya mempraktekkan ilmu pengetahuan yang sudah dimilikinya untuk melakukan produksi untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya.. Beliau mengibaratkan betapa tinggi praktek itu dengan perumpamaan bahwa satu ons praktik nilainya sama dengan satu ton ilmu pengetahuan. Maksudnya adalah dengan praktik, seseorang akan mendapatkan banyak manfaat dan ilmu yang lebih detail dan mendalam, sebab betul-betul dirasakannya dan dipahaminya.

BEHAVIOUR

Dipengaruhi oleh karakter yang terbawa sejak lahir, serta lingkungan kehidupan sehari-hari, seseorang akan tampil dengan ciri khusus yang mengemuka sebagai behavior dalam bentuk pola pikir dan pola tindaknya. Tampilan ini secara umum disebut sebagai kepribadian atau personality yang dalam awal tulisan disebut mempengaruhi pencapaian prestasi seseorang dengan dominan. Ada yang beranggapan kepribadian adalah pembawaan yang merupakan keturunan dari orang tua, atau yang tak bisa dirobah. Seorang sarjana, James William, menyatakan bahwa kepribadian seseorang ibarat bawang merah, yang apabila dikupas kulitnya, akan diketemukan kulit yang lain, begitu berkali-kali. Artinya kepribadian sebagai potensi sesungguhnya sangat banyak dimiliki oleh seseorang. Namun tidak nampak. Yang nampak atau ditampilkan sekarang ini adalah sebagian saja dari kepribadian yang dimilikinya. Hakekat dari pengibaratan ini adalah bahwa kepribadian itu bisa dikembangkan. "Attitude is learned, not inherited." Bisa dipelajari, bukan bawaan keturunan.

SELF DEVELOPMENT

Dengan berbekal ilmu pengetahuan (Knowledge), keterampilan (Skill) dan kepribadian (attitude & behaviour) yang dimilikinya, seseorang akan berhasil dalam pekerjaannya dan berprestasi tinggi. Namun itu tentunya tidak cukup. Perjalanan zaman membuat pula "social environment" berkembang. Oleh sebab itu prestasi pun harus berkembang dari waktu ke waktu sehingga seseorang senantiasa dalam posisi "kini lebih baik". Ibarat perjalanan, prestasi berawal dengan pertanyaan untuk diri sendiri ; siapa saya, dimana saya, hendak kemana saya, bagaimana caranya agar sampai kesana.

SIAPA SAYA?

Alangkah sulitnya seseorang yang ingin berkembang tetapi tidak mengenal dirinya sendiri. Untuk itu jurnal kehidupan senantiasa harus diikuti, neraca kehidupan senantiasa harus dibuat. Dengan introspeksi, dengan retrospeksi. Seberapa luas ilmu pengetahuan kita miliki? Seberapa terampilkah kita bekerja? Sepositif apakah kepribadian kita? Pengenalan diri sendiri dan kesadaran akan kekuatan serta kelemahan sendiri merupakan modal utama seseorang untuk bisa melakukan pengembangan diri. Tidak pula bisa dianggap sepele adalah pengenalan seseorang dari atau oleh orang lain yang harus dimanfaatkan sebagai 'feed-back' bagi koreksi akan hal-hal yang tidak baik pada diri kita.

DIMANA SAYA?

Seseorang hidup di tengah-tengah masyarakat, tidak terlepas dari interaksi antar berbagai aspek kepentingan baik manusia yang memiliki kepribadian berbeda-beda., dengan teman sekerja, lembaga / perusahaan dimana kita bekerja, masyarakat, bahkan sistem kerja yang saling interaksi secara global. Seseorang selalu berada di tengah-tengah berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilannya. Oleh sebab itu dimana letak posisi seseorang dalam interaksi organisasi, apa statusnya, harus disadari sebagai awal pijak perjalanan prestasi yang panjang.

HENDAK KEMANA SAYA?

Tujuan hidup hendaklah jelas. Clear Goal in Life kata sebagian orang. Bekerja sebagai usaha mewujudkan tujuan hidup haruslah jelas juga.Buat apa kita bekerja? Puaskah kita dengan kondisi sekarang? Atau kita ingin berkembang? Kemana kita akan menuju? Menentukan tujuan dengan jelas merupakan motivasi yang akan menggerakkan kita. Seberapa kuat (strength) kita, apa saja kelemahan (weakness) kita. Apabila sudah kita ketahui, dinamika interaksi sosial banyak menawarkan peluang (opportunities). Bahwa kita bisa menggapai kesempatan, adalah tergantung kesiapan kita. Adakah itu? Di samping itu harus diwaspadai pula bahwa di dalam berbagai kesempatan, ada juga ancaman -ancaman (threats) yang bisa membuat tujuan kita gagal.

BAGAIMANA CARANYA?

Dibumbuhi oleh semangat (enthusiasm), seseorang harus mencapai prestasinya. Untuk itu dalam pelaksanaannya haruslah berbahasa prestasi, bermotif prestasi (achievement motive orieented). Pada diri seseorang, motif prestasi bisa dikembangkan. Kebiasaan mengetahui apa yang dilakukan, senantiasa ingin mencapai hal yang lebih baik dari waktu sebelumnya, membandingkan antara hasil dan resiko-resiko, akan membawa seseorang kepada peningkatan motif prestasi yang semakin tinggi. Akhirnya secara naluriah pada diri seseorang akan terbentuk jiwa yang selalu ingin berprestasi. Seiring perjalanan hidupnya, tampillah suatu sosok jati diri yang mencerminkan kepribadian yang positif,yang bisa filling-nya mempercepat pemilihan antara kegiatan yang berguna bagi prestasinya dengan yang tidak. Dan kata tanya yang tepat untuk ini adalah di dalam kita berkegiatan atau bekerja, selalu ada pertanyaan kepada diri sendiri kenapa tidak yang terbaik yang aku lakukan?

PRESTASI, TERMINAL DARI TUJUAN

Individu adalah bagian dari institusi. Apabiia individu-individu berkembang, berkembang pulalah institusi, demikian sebaliknya. Dan apabila institusi berkembang, celah dan kesempatan semakin banyak, yang bisa kita tangkap semakin banyak pula kemungkinannya. Secara umum, "performance" kita akan saling terkait dengan performance institusi dimana kita bekerja. Oleh sebab itu bagi yang memahami alur pemikiran ini tak ada pilihan kecuali mengejar prestasi dengan bekerja sebaik-baiknya, sebab jalan kearah pencapaian tujuan semakin terbuka.
Pada akhirnya seiring perjalanan umur, sampailah kita di terminal tujuan hidup kita, di puncak karir dan bolehlah kita menghela nafas panjang sambil berucap: "Alhamdulillah, aku menjadi sebaik-baik diriku. Alhamdulillah tidak sia-sia hidupku,".

Sumber: Majalah Human Capital No. 13 | April 2005
portalhr.com

Perubahan Diri, Ketika Memegang Amanah

Mungkin ini episode kehidupan seseorang, yang sangat jarang ditemui, ketika kehidupan sudah banyak berubah. Berubah dikarenakan sifat-sifat manusia sendiri. Mereka tidak dapat menemukan kehidupan yang sebenarnya.

Manusia menjadi hamba atas dirinya, dan nafsu tidak dapat memuliakan manusia. Mengapa banyak diantara manusia memilih nafsu, yang melandasi kehidupannya? Tapi, di tengah-tengah kepekatan kehidupan dunia, masih ada orang-orang yang menjadi teladan dalam kehidupan ini. Kisah ini akan dapat memberikan percikan air, bagi yang dahaga akan kemuliaan.

Muhammad bin Ka’ab al-Quradhi, mengisahkan kehidupan Amirul Mu’minin, Umar bin Abdul Aziz, yang sesudah menjadi Khalifah menjadi asing dan aneh. Sebuah penuturan yang sangat menyentuh hati, bagi yang masih mempunyai rasa, dan Ka’ab mengisahkannya.

“ Sekali waktu saya menemui Umar bin Abdul Aziz setelah diangkat menjadi Khalifah. Sungguh. Kiranya tubuhnya sudah sangat menjadi kurus. Rambutnya telah memutih. Raut mukanya sudah jauh berbeda dengan sebelumnya. Padahal, dahulu sewaktu Umar menjadi Gubernur di Madinah, Umar adalah seorang yang sangat tampan dan badannya berisi …”

Kemudian, ketatap wajahnya lama sekali, sehingga ia bertanya kepadaku :

“Wahai Ibnu Ka’ab, apa yang menyebabkan anda menatapku seperti itu, padahal dulu anda tidak pernah berbuat demikian?”, tanya Umar. “Saya sangat heran, wahai Amirul Mu’minin!”, jawab Ka’ab. “Apa yang mengherankanmu?”, tanya Umar lagi. “Perubahan diri Amirul Mu’minin. Badan Amirul Mu’minin menjadi kurus, rambut memutih, raut wajah yang memucat. Kemana keindahan diri Amirul Mu’minin yang sangat mempesona dulu? Rambut hitam lebat, tubuh nampak gagah, dan subur”, tambah Ka’ab. Tapi, segala sirna keindahan yang dimiliki Umar bin Abdul Aziz, ketika menjadi Khalifah.

Lalu, Umar menjawab semua pertanyaan Ka’ab itu dengan mengatakan : “Engkau akan lebih heran lagi, bila melihat diriku nanti s etelah terkubur dalam tanah. Mataku akan copot dari tempatnya, dan ulat-ulat akan berkeliaran di mulut dan tenggorokanku”, ujar Umar.

Ya. Wajah yang tampan dan tubuh yang gagah perkasa itu telah berubah, karena deraan tanggung jawabnya yang besar. Suatu hari, di awal masa jabatannya sebagai Khalifah, dipangilnya istrinya, Fatimah, wanita mulia putri seorang Khalifah, yang sangat jelita itu, lalu dihadapkan pada kenyataan yang harus mereka hadapi. Dengan lemah lembut, disampaikan oleh Umar kepada Fatimah, bahwa seorang suami, Umar sudah tidak ada harganya lagi. Beban yang harus dipikulnya sangat berat, sehingga tidak ada lagi waktu yang tersisa untuk keperluan-keperluan lainnya.

Dan, Umar menyerahkan kepada Fatimah sepenuhnya hak untuk memilih jalan hidup dan menentukan dirinya..

Tapi, Fatimah, namanya yang terukir dengan gemerlapan sepanjang sejarah, memilih tetap menemani Umar, sampai ajal menjemputnya. Fatimah selalu mendampingi Umar, meskipun sangat terasa berat dalam memasuki kehidupan ini. Fatimah sama sekali tak pernah mengeluh, tatkala perutnya kelaparan, meskpun Fatimah, istri seorang Khalifah Umar ibn Abdul Aziz. Dan, Fatimah hanya mengatakan : “Alangkah bedanya kehidupan kami sebelum dan sesuah menjadi Khalifah, bagaikan timur dengan barat”, ujarnya. “Demi Allah, kami belum pernah menikmati kegembiraan setelah kami menduduki jabatan ini ..”, tambahnya. Kini, lenyaplah sudah segalanya dari sisi permaisuri ini.

Padahal, sebelumya ia adalah seorang puteri Khalifah dan merupakan saudara Khalifah, yang segala kenikmatan hidup tersedia baginya. Sutera yang sangat halus dan indah, intan permata, emas dan perak, serta harta kekayaan lainnya. Kini, yang dimiliki Fatimah, tinggal dua lembar baju kasar. Karena, Umar bin Abdul Aziz telah menyuruh semua kekayaannya dijual, termasuk kekayaan isterinya, kekayaan anak-anaknya. Semua uang hasil penjualan kekayaannya itu diserahkan kepada Baitul Mal milik kaum muslimin.

Kini, Fatimah dan Umar, berdua, hanya makan roti kering yang hanya diolesi minyak atau dicampur dengan sedikit bumbu. Hingga, Fatimah yang mulanya sangat cantik itu, berubah menjadi wanita yang pucat dan lunglai ..!

Sekali waktu, Amirul Mu’minin masuk ke dalam kamarnya. Di dapatinya Fatimah sedang menambal pakaiannya, yang usang sambil duduk bersimpuh diatas tikar. Dipegangnya pundak istrinya Fatimah, seraya Umar berguarau : “Fatimah. Alangkah nikmatnya malam-malam yang kita lalui di Dabiq (Istana) dulu, jauh lebih menyenangkan dari malam-malam seperti sekarang ini”, ucap Umar. Maksudnya, kehidupan mereka berdua sebelum menjadi Khalifah.

Lalu, Fatimah menjawab : “Demi Allah, padahal waktu itu, kanda (Khalifah Umar) tidak lebih mampu dari waktu sekarang ini”, ucap Fatimah. Mendengar ucapan istrinya, Fatimah, kemudian wajah Umar pun menjadi muram, airmatanya pun mengalir deras. Umar sadar bahwa senda guraunya telah melewati batas. Kemudian, Umar : “Wahai Fatimah. Aku takut terhadap siksa Rabbku, jika mendurhakia-Nya,yakni di suatu hari yang amat dahsyat siksanya”, ungkap Umar kepada istrinya Fatimah.

Dan, tak lama, Fatimah telah terbiasa dan menyenangi kehidupan yang dipilih oleh suaminya Umar untuk dirinya dan seluruh keluarganya. Dan, Fatimah menghayatinya dengan setia dan penuh cinta. Sampai keduanya dipisahkan oleh kematiannya. Wallahu ‘alam. www.eramuslim.com

Orang Yang Selalu Menempati Ucapannya

Begitu indahnya hamparan bumi. Udara yang terus memberi oksigin kehidupan. Tak pernah terbatas bagi manusia. Angin bertiup setiap pagi dengan sejuk, menciptakan kelembutan dalam kehidupan. Burung-burung berkicau, dan binatang lainnya, berkerjaran dan semuanya menandakan adanya kehidupan.

“Siapa yang menciptakan langit dan bumi, mampu menciptakan kembali yang serupa (jasad mereka yang sudah hancur itu)? Benar, dan Dia Maha Pencipta, Maha Mengetahui”. (Al-Qur’an, Yaasin : 81).

Subhanallah. Alangkah besar kekuasaan Allah Azza Wa Jalla. Umar Ibn Khattab r.a. berkata , “Demi Allah, sekiranya tidak ada hari Kiamat,niscaya keadaan seperti yang kalian saksikan”. Maksdunya, apa yang dikatakan Umar Ibn Khattab r.a. itu, seandainya tidak ada hari kebangkitan, tentu yang kuat akan memangsa yang lemah, orang-orang zalim akan merajalela, dan para tiran akan berubat angkara murka. Mereka akan terus melakukan kerusakan di muka bumi, tanpa henti-hentinya. Karena, mereka mengira bahwa segala perbuatan mereka, tanpa mendapatkan ganjaran. Tapi, kelak sesudah hari kebangkitan di akhirat, tidak ada manusia yang tidak mendapatkan balasan. Semuanya, mendapatkan balasan, sesuai dengan amal yang telah mereka kerjakan selama di bumi ini. Tak terlepas para tiran yang durjana dan orang-orang zalim, mereka tak akan terlepas dari hukuman dari Allah Azza Wa Jalla.

Hai orang yang lupa daratan, bayangkan dirimu berdiri
di hari kiamat, sementara langit berguncang dahsyat,
jika dikatakan Nuruddin datang sebagai muslim,
waspadalah jika kamu datang tanpa punya cahaya,
kamu jauhi c awan arak, enggan mereguknya,
tapi ‘cawan-cawan haram’ yang lain tetap beredar sekelilingmu.

Kapan engkau akan menghisab dirimu, yang sudah penuh dengan lumuran dosa, dan pengadilan (hisab) dari Allah Rabbul alamin, pasti akan tiba. Tidak ada satupun manusia di alam raya ini, nanti dapat selamat dari pengadilan dan janji Allah Rabbul Aziz ini.

Nabi Ibrahim suatu hari melihat bangkai seekor hewan yang mati di tepi pantai dan dimakan binatang buas. Ia memperhatikannya dengan penuh keheranan. “Bagaimana Allah akan mengembalikan bentuknya pada hari kiamat , kalau dia sudah dimakan binatang buas dan burung liar?”.
“Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perhatikanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati’. Allah berfirman, Belum percayakah engkau?’ Dia (Ibrahim) menjawab, Aku percaya, tetap agar hatiku (tenang) mantap”. Al-Baqarah, 260)

Hai orang yang ragu akan kekuasaan Allah. Hai oran yang meragukan kebangkitan. Tunggu saja saatnya Allah membangkitkan seluruh manusia dari pertama hingga terakhir, ketika Dia menyeru untuk menghadapi hari yang tidak diragukan. “Pada hari itu mereka mengikuti (panggilan) penyeru (malaikat) tanpa berbelok-belok (membantah)”. (Thaha : 108)

Sungguh! Tidak ada gunanya kekayaan
Ketika napas tersengal di dada.

Itulah bait dari karya Hatim ath-Tha’i, dermawan Arab yang kerdermawanannya tidak berguna bagi dirinya, sebab ketika hidup ia tidak melakukan persiapan-persiapan guna menghadapi saat menjelang datangnya kematian. Adi bin Hatim bertanya kepada Rasulullah shallahu alaihi wa sallam, “Wahai Rasulullah. Ayahku dahulu senantiasa memuliakan para tamu, meringankan beban orang lain, dan membantu menegakkan kebenaran. Lalu, jawab Rasulullah, “Tidak! Ayahmu dulu mengharapkan sesuatu dan ia telah mendapatkannya”, ucap Rasulullah.

Maksud bait syair Hatim diatas adalah , demi Allah, tidak berguna kekayaan, kedudukan, ataupun pangkat, apabila dada sudah sesak, dan nyawa sudah didekat kerongkongan, dan sakaratul mau telah menjemput. Semuanya pupus.

Umar jujur dalam do’anya. Sesampainya di Madinah, sebagian shahabat berkata, “Wahai Amirul Mukminin, anda berharap mati syahid di Madinah?! Orang yang menginginkan mati syahid mestinya pergi medan pertempuran”, ucap seorang shahabat. “Begitulah aku bermohon. Semoga Allah mengabulkan permohonanku itu, jawab Umar.

Pada suatu malam, Umar bermimpi seakan seekor ayam kalkum mamatuknya tiga kali. Beliau lantas menanyakan mimpi itu kepda orang-orang yang ahli menakwil mimpi. Mereka memeritahunya, “Anda akan dibunuh oleh seorang lelaki non-Arab”.

Kemudian, Umar menitipkan diri kepada Allah, dan pergi melaksanakan shalat shubuh, dan saat itulah Umar ditikam di mihrab dan mati syahid, di tempat yang paling bagus, dan sedang melaksakan kewajiban yang paling mulia. Orang-orang pun menggotongnya. Umar bertanya, “Sudah selesaikah aku shalat shubuh?”. “Belum’, jawab mereka. Lalu, Umar pingsan. Tatkala pipinya diletkkan diatas bantal, Umar berkata, “Angkatlah bantal ini dari bawah kepalaku! Letakkan kepalaku diatas tanah. Semoga Allah merahmatiku”, ucapnya lirih.

Ibnu Mas’ud r.a, berkata, “Masuknya engkau ke dalam Islam adalah kemenangan, hijrahmu adalah penaklukan, da pemerintahanmu adalah rahmat”, ucapnya. “Engkau telah berindak sebagai orang yang shadiq”, tambah Ibnu Mas’ud. Wallahu’alam.

www.eramuslim.com

Mereguk Mata Air Sabar 'Urwah bin Zubair

Abu Abdillah atau Urwah bin Zubair bin Al-Awwam adalah di antara sederet tabiin yang memiliki kucuran mata air hikmah untuk generasi umat sesudah beliau. Adik dari Abdullah bin Zubair ini memberikakan pelajaran tentang nilai sebuah kesabaran.

Suatu hari cucu Abu Bakar Ash-shiddiq ini mendapat tugas untuk menemui khalifah Al-Walid bin ‘Abdil Malik di ibukota kekhalifahan, yaitu Damaskus di negeri Syam. Bersama dengan rombongan, ‘Urwah akan menempuh perjalanan dari Madinah menuju Damaskus yang saat ini menjadi negara Yordania.

Ketika melewati Wadil Qura, sebuah daerah yang belum jauh dari Madinah, telapak kaki kiri beliau terluka. Tabiin yang lahir pada tahun 23 Hijriyah ini menganggap biasa lukanya. Ternyata, luka tersebut menanah dan terus menjalar ke bagian atas kaki Urwah.

Setibanya di istana Al-Walid, luka di kaki kiri Urwah tersebut sudah mulai membusuk hingga betis. Urwah pun mendapatkan pertolongan dari Khalifah Al-Walid yang memerintahkan sejumlah dokter untuk memberikan perawatan.

Setelah melalui beberapa pemeriksaan, para dokter yang memeriksa salah seorang murid dari Aisyah binti Abu Bakar ini mempunyai satu kesimpulan. Kaki kiri Urwah harus diamputasi, agar luka yang membusuk tidak terus menjalar ke tubuh.

Urwah menerima keputusan tim dokter ini. Dan dimulailah operasi amputasi. Seorang dokter menyuguhkan Urwah semacam obat bius agar operasi amputasi tidak terasa sakit. Saat itu, Urwah menolak dengan halus.

Beliau mengatakan, “Aku tidak akan meminum suatu obat yang menghilangkan akalku sehingga aku tidak lagi mengenal Allah, walaupun untuk sesaat.”

Mendengar itu, para dokter pun menjadi ragu untuk melakukan amputasi. Saat itu juga, Urwah mengatakan, “Silakan kalian potong kakiku. Selama kalian melakukan operasi, aku akan shalat agar sakitnya tidak sempat kurasakan.”

Mulailah tim dokter memotong kaki Urwah dengan gergaji. Selama proses operasi itu, tabiin yang bisa mengkhatamkan Alquran selama dua hari ini tampak khusyuk dan tegar. Tidak sedikit pun suara rintihan keluar dari mulut beliau.

Melihat pengalaman yang tidak mengenakkan dari seorang cucu sahabat terkenal itu, khalifah Al-Walid menghampiri Urwah yang masih terbaring. Ia mencoba untuk menghibur.
Tapi, dengan senyum Urwah mengucapkan sebuah kalimat, “Ya Allah, segala puji hanya untuk-Mu. Sebelum ini, aku memiliki dua kaki dan dua tangan, kemudian Engkau ambil satu. Alhamdulillah, Engkau masih menyisakan yang lain. Dan walaupun Engkau telah memberikan musibah kepadaku namun masa sehatku masih lebih panjang hari-hari sakit ini. Segala puji hanya untuk-Mu atas apa yang telah Engkau ambil, dan atas apa yang telah Engkau berikan kepadaku dari masa sehat.”

Mendengar itu, Khalifah Al-Walid bereaksi, “Belum pernah sekali pun aku melihat seorang tokoh yang kesabarannya seperti dia.”

Beberapa saat setelah itu, tim dokter memperlihatkan potongan kaki yang diamputasi itu kepada Urwah. Melihat potongan kakinya, beliau mengatakan, “Ya Allah, sesungguhnya Engkau mengetahui, tidak pernah sekalipun aku melangkahkan kakiku itu ke arah kemaksiatan.”

Ujian yang Allah berikan kepada Urwah tidak sampai di situ. Malam itu juga, bersamaan dengan telah selesainya operasi pemotongan kaki, Urwah mendapat kabar bahwa salah seorang putra beliau yang bernama Muhammad -putra kesayangannya- meninggal dunia. Muhammad meninggal karena sebuah kecelakaan: ditendang oleh kuda sewaktu sedang bermain-main di dalam kandang kuda.

Dalam keheningan malam itu, Urwah berucap pada dirinya sendiri, “Segala puji hanya milik Allah, dahulu aku memiliki tujuh orang anak, kemudian Engkau ambil satu dan masih Kau sisakan enam. Walaupun Engkau telah memberikan musibah kepadaku, hari-hari sehatku masih lebih panjang dari masa pembaringan ini. Dan walaupun Engkau telah mengambil salah seorang anakku, sesungguhnya Engkau masih menyisakan enam yang lain.”

Kedekatan Urwah bin Zubair dengan doa kepada Allah memang sudah menjadi karakter dalam kehidupnya. Suatu kali, ia pernah mendapati seorang yang shalat kemudian berdoa dengan tampak tergesa-gesa .

‘Urwah memberi nasihat kepada orang itu, “Wahai saudaraku, tidakkah engkau memiliki kebutuhan kepada Rabb-mu dalam shalatmu? Adapun aku, aku selalu meminta sesuatu kepada Allah, hingga jika aku menginginkan garam sekalipun.”

Selain doa, Urwah pun begitu dekat dengan Alquran. Sudah menjadi kebiasaan putera Asma bintu Abu Bakar ini membaca seperempat Alquran di siang hari, kemudian membaca seperempatnya lagi di saat shalat malam. Kebiasaan berlama-lama dalam shalat malam ini terus dilakukan hingga operasi amputasi yang ia alami. Karena sejak itu, ia tidak lagi bisa berdiri seperti sebelumnya.

Walaupun ketika ia melakoni di antara kesibukannya di sebuah kebun, Urwah selalu dekat dengan Alquran. Setiap kali masuk kebun, ia selalu membaca surah Al-Kahfi ayat 39.

Allah berfirman,

وَلَوْلَا إِذْ دَخَلْتَ جَنَّتَكَ قُلْتَ مَا شَاء اللَّهُ لَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ إِن تُرَنِ أَنَا أَقَلَّ مِنكَ مَالًا وَوَلَدًا

Dan Mengapa kamu tidak mengatakan waktu kamu memasuki kebunmu ‘Maa syaa Allaah, laa quwwata illaa billaah’ (sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah). Sekiranya kamu anggap Aku lebih sedikit darimu dalam hal harta dan keturunan.” (Al Kahfi: 39)

Seperti itulah di anta hikmah yang diajarkan Urwah bin Zubair. Sabar dan yakin terhadap ayat-ayat-Nya, merupakan kunci sukses seseorang meraih kepemimpinan di dalam agama ini. Sebuah kepemimpinan dalam mengarahkan umat kepada jalan yang lurus sesuai dengan rambu-rambu agama yang telah digariskan oleh Allah subhanahu wata’ala dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam. (mnh/berbagai sumber)www.eramuslim.com

Al-‘Abid Al-Haramain, Fudhail bin Iyadh

Beliau bernama Abu Ali Al-Fudhail bin Iyadh bin Mas’ud bin Bisyr At-Tamimi Al-Yarbu’i. Ulama yang senantiasa begitu akrab dengan Masjidil Haram ini dikenal dengan nasihat-nasihatnya yang begitu menyentuh hati. Matanya memancarkan cahaya keteduhan dari kedekatannya kepada Allah swt.

Ulama yang seangkatan masa hidupnya dengan Imam Malik, Sufyan bin ‘Uyainah, dan Abdullah bin Al-Mubarak ini lahir di Samarkand pada sekitar tahun 105 Hijriyah dan tumbuh dewasa di kota Abyurd, antara daerah Sarkhas dan Nasa. Setelah belajar hadits di Kufah, beliau menetap di Makkah.

Abu Ali, begitu panggilan akrab Fudhail bin Iyadh, selalu akrab dengan lingkungan Masjidil Haram di Makah dan Masjid Nabawi di Madinah. Masyarakat sezamannya yang ingin mendapatkan nasihat dan ilmu hadits dari beliau tidak begitu sulit mencari keberadaan beliau. Di dua tempat itulah beliau selalu berada.

Ciri khas lain dari Fudhail adalah wajahnya yang menampakkan seperti bekas menangis karena kesedihan yang teramat dalam. Fudhail bin Iyadh seperti digambarkan oleh Abdullah bin Al-Mubarak, “Jika aku melihat Al-Fudhail, muncul rasa sedih dalam diriku. Kesedihan yang tiba-tiba kurasakan begitu lain dari yang lain. Aku tiba-tiba seperti benci terhadap diriku sendiri. Maka saat itu juga, aku tidak bisa lagi membendung isak tangisku.”

Apabila Al-Fudhail menyebut nama Allah, atau ada seseorang yang menyebutkannya nama Allah, atau mendengar ayat-ayat suci Alquran dibacakan seseorang, maka akan terlihat perubahan wajahnya yang tiba-tiba menampakkan kesedihan. Air matanya langsung berlinang, sehingga membuat orang-orang di sekitarnya menjadi terharu.

Sosok Fudhail memberikan sebuah cerminan tentang kelembutan dan kejernihan hati seseorang yang terus terpoles dengan kekhusyukan zikrullah. Hatinya begitu sensisitif dengan alunan tilawah Quran dan kekhusyukan ibadah. Tak ada respon lain dalam dirinya kecuali isak tangis yang tak lagi tertahan.

Seorang ulama yang bernama Ishaq bin Ibrahim Ath-Thabari pernah menuturkan. “Aku belum pernah melihat seseorang yang lebih memperlihatkan rasa takutnya kepada Allah dan tidak berharap sesuatu kepada manusia, selain Al-Fudhail. Ketika beliau membaca Alquran, dibacanya firman Allah itu dengan lambat, syahdu, dan begitu menyentuh hati. Seolah, beliau sedang berbicara dengan seseorang. Ketika beliau membaca ayat-ayat tentang surga, beliau baca ayat itu berulang-ulang, seraya memohon doa kepada Allah untuk bisa mendapatkannya.”

Seseorang pernah berkunjung kepada Al-Fudhail untuk mendapatkan nasihat. Beliau pun mengungkapkan, “Kosongkan hatimu dari yang lain kecuali rasa takut dan tangismu kepada Allah swt. Jika keduanya sudah bersarang di hatimu, maka takut dan tangis itu akan membentengimu dari melakukan maksiat dan menjauhkanmu dari api neraka.”

“Jika kamu merasa begitu berat untuk menunaikan qiyamul lail dan berpuasa di siang hari, maka ketahuilah, sesungguhnya dirimu telah terbelenggu oleh dosa dan maksiat yang kamu perbuat.”

Nasihat lain yang pernah beliau sampaikan adalah Tidak perlu dikhawatirkan seseorang jika telah berkumpul tiga hal dalam dirinya. Ia bukan ahli bid’ah, tidak mengumpat dan mencela ulama salaf, dan terakhir, tidak bersekutu dengan penguasa.

Jika malam mulai datang, Al-Fudhail bin Iyadh biasa menggelar sejadahnya untuk menunaikan qiyamul lail. Ia terus dalam keadaan shalat, hingga rasa kantuk yang tak tertahankan. Ia pun berbaring sebentar di atas sajadah itu, untuk kemudian kembali shalat. Ketika lagi-lagi datang kantuk yang tak tertahankan, ia kembali berbaring sebentar. Kemudian, ia pun kembali dalam keadaan shalat. Begitulah seterusnya, hingga datang waktu Subuh.

Ulama yang wafat di Makkah pada tahun 186 Hijriyah ini pernah menyampaikan sebuah nasihat yang begitu dalam.

”Manusia paling berdusta adalah mereka yang mengulangi perbuatan dosa yang pernah dilakukannya. Manusia paling bodoh adalah mereka yang menunjukkan amal kebaikannya. Manusia yang paling dekat dengan Allah adalah mereka yang paling takut kepada-Nya. Manusia tidak akan sempurna sehingga agamanya mampu mengalahkan nafsunya. Dan, manusia tidak akan binasa sehingga nafsunya mengalahkan agamanya.”

muhammadnuh@eramuslim.com
sumber: Min A’lam As-Salaf, karya Syaikh Ahmad Farid.

Akhirnya PBB Investigasi Kasus Mavi Marmara

PBB telah menunjuk tiga anggota untuk misi pencari fakta dalam rangka menyelidiki serangan mematikan militer Israel terhadap kapal bantuan kemanusiaan Armada Kebebasan yang menuju ke Gaza.

Mantan jaksa kejahatan perang PBB Desmond de Silva, hakim Trinidad Karl T. Hudson-Phillips dan pengcara hak-hak perempuan Malaysia Maria Shanthi Dairiam akan menyelidiki kejadian-kejadian sekitar serangan 31 Mei di mana sembilan aktivis sipil tewas, Dewan Hak Asasi Manusia (UNHRC) mengumumkan hal tersebut pada hari Jumat kemarin (23/7).

Penyelidikan akan memeriksa apakah serangan Israel terhadap kapal Mavi Marmara yang berbendera Turki melanggar hukum internasional.

"Ini bukan sekedar tentang jari menunjuk, ini tentang pembentukan fakta-fakta apa yang terjadi karena insiden 31 Mei adalah tragedi kemanusiaan dan penyelidikan ini untuk kepentingan semua orang," kata Presiden UNHRC Sihasak Phuangketkeow.

"Pakar, independensi dan obyektivitas dari anggota misi akan dikhususkan untuk mengklarifikasi peristiwa yang terjadi pada hari itu dan legalitas mereka. Kami berharap misi ini akan memberikan kontribusi bagi perdamaian di kawasan dan keadilan bagi para korban, " tambah Phuangketkeow.

Menggambarkan panel sebagai "benar-benar tidak bias," UNHRC mendesak Tel Aviv untuk bekerja sama. Israel sebelumnya telah menolak untuk bekerja sama dengan penyelidikan sebelumnya yang dilakukan oleh badan PBB.

47 dewan negara PBB mengeluarkan resolusi untuk mengirim misi pencarian fakta selama pertemuan darurat pada tanggal 2 Juni, dua hari setelah serangan itu. UNHRC juga mengutuk serangan Israel dan menyerukan Israel segera mengangkat blokade terhadap Gaza.

Hanya Amerika Serikat, Norwegia dan Italia memilih menentang adanya penyelidikan intrenasional atas serangan Israel.

Panel investigasi UHCR PBB ini diharapkan untuk menyajikan temuan mereka pada bulan September mendatang. www.eramuslim.com

Wikileaks Bocorkan Puluhan Ribu Dokumen Rahasia Perang AS di Afghanistan

Situs Wikileaks kembali membuat berang AS. Situs yang beberapa waktu lalu menampilkan rekaman video serangan brutal sebuah helikopter tempur AS terhadap warga sipil di Irak, kembali membocorkan lebih dari 90.000 dokumen rahasia milik militer AS pada sejumlah media massa.

Media yang mendapatkan bocoran dokumen rahasia itu antara lain, The Guardian yang terbit di Inggris, New York Times yang terbit di AS dan majalah mingguan Jerman, Der Spiegel. Menurut harian dan majalah tersebut, puluhan ribu dokumen yang mereka dapatkan dari Wikileaks mengungkap detil berbagai operasi rahasia pasukan AS di Afghanistan termasuk operasi militer terselubung pasukan khusus AS yang menewaskan banyak warga sipil Afghanistan, tapi insiden itu tidak pernah dilaporkan. Target operasi yang dilakukan pasukan elit AS itu adalah para pemimpin Taliban di Afghanistan.

Penasehat di lembaga Keamanan Nasional AS, Jenderal James Jones secara tidak langsung mengakui dokumen-dokumen rahasia yang berhasil dibocorkan Wikileaks ke sejumlah media massa tersebut. Menurut Jones, dokumen-dokumen rahasia itu merupakan catatan perang AS di Afghanistan dari tahun 2004 sampai 2009, sebelum Presiden Barack Obama mengumumkan strategi baru AS di Afghanistan.

Jones juga mengatakan, bocornya dokumen-dokumen militer AS itu bisa membahayakan nyawa pasukan AS dan pasukan koalisinya, serta akan menimbulkan ancaman bagi keamanan nasional AS. www.eramuslim.com

Jumat, 23 Juli 2010

Ada Filosofi Cinta pada Seikat Kangkung

Oleh Toko Masisir

Saat pertama kali bertemu ia terlihat layu. Tak lagi seperti ketika baru dipetik. Jika tak cepat diatasi kangkung itu akan semakin layu, tak lagi mampu memberi kesan indah dan memikat. Tak lagi sanggup menarik hati untuk mendekat dan menyentuh, lalu akhirnya ditinggalkan dan dibuang ke tempat sampah. Sebelum itu terjadi saya menerapkan ilmu cinta dan kasih sayang yang saya dapatkan. Sebuah ilmu tentang perhatian tulus dan perawatan yang menyeluruh. Sebuah rahasia yang mampu memberikan kesegaran kembali.

Saya sisihkan yang baik-baik, lalu saya kumpulkan dan ikat. Sesegera mungkin saya masukkan ke dalam wadah air, kemudian dengan rutin saya siram dengan air, sehingga ia pun kembali segar dan terlihat muda.

Cinta pun demikian adanya. Cinta pada Allah, Sang Maha Pencipta, cinta pada Rasulullah seorang qudwah hasanah setiap insan yang ingin berbahagia di dunia dan akhirat sana. Cinta pada agama, yang merupakan jalan hidup menuju keselamatan abadi. Cinta seorang istri pada suami, seorang suami pada istri, cinta orang tua pada anak, guru pada murid, cinta pada sahabat, cinta seorang penuntut ilmu pada guru dan buku, cinta seseorang pada cita-cita dan pekerjaannya.

Cinta adalah kekuatan yang mampu memberi dan berkorban. Cinta kepada Allah haruslah senantiasa dipupuk dan disiram dengan pengorbanan dan ketaatan. Tak lah bisa cinta itu sampai mampu menggugah hati dan menggelorakan jiwa jika ia hanya semata berhenti di ujung lidah.

Dalam hal kecintaan pada Rasulullah Saw. saya begitu tersentuh dengan ungkapan Ali bin Abi Thalib Ra. ketika seseorang bertanya padanya, "Apakah engkau mencintai Rasulullah?" Dan sejauh manakah kecintaanmu itu?" Ali bin Abi Thalib Ra. menjawab, "Demi Allah, bagi saya Rasulullah lebih kami cintai daripada harta, anak dan ibu kami, bahkan lebih kami cintai daripada meminum air yang dingin ketika berada dalam kehausan."

Anas Ra. berkata, bahwa Rasulullah Saw. bersabda, "Tiga hal yang jika terdapat pada diri seorang muslim, maka dia akan mendapatkan kemanisan iman, yaitu: 1. Mencintai Allah dan Rasul-Nya melebihi daripada segalanya; 2. Mencintai seseorang semata-mata karena Allah Swt.; 3. Benci untuk kembali menjadi kafir sebagaimana dia benci dilemparkan ke dalam neraka."

Cinta dalam rumah tangga pun haruslah selalu dipupuk dan dijaga. Perawatannya tidak hanya dilakukan oleh satu pihak; suami atau hanya istri, tapi harus dengan kerjasama yang solid antara dua belah pihak. Saling membantu menyirami dan memberikan perawatan yang istimewa agar bunga-bunga cinta yang tumbuh di kebun hati selalu subur dan bermekaran.

Itulah amunisi hidup dalam keluarga; adanya cinta tulus yang selalu dirawat dan dijaga. Ia adalah ruh kehidupan suami istri. Namun bila cinta dibiarkan layu bahkan ia sampai mati, maka rumah tangga tak lagi menjadi taman yang dipenuhi cerita indah, bahkan ia akan menjadi semak belukar yang berisi binatang yang merusak dan hama.

Merawat cinta lebih kurang seperti merawat se-ikat kangkung. Ia tidak boleh dibiarkan saja, tapi haruslah selalu disiram dengan air, jika tidak, ia akan semakin layu dan tak lagi memiliki daya tarik dan daya pikat. Sama halnya dengan cinta, jika ia tak pernah disirami dengan perhatian tulus, perawatan yang rutin, kasih sayang, pengorbanan waktu dan tenaga, ia juga akan sulit bertahan lama, ia akan cepat layu dan bahkan mati.

Sejenak kita perlu merenung, menanyai diri kita, bagaimana cinta kita selama ini pada Allah, Rasul dan agama ini? Adakah ia selalu kita rawat dan kita memberi perhatian khusus? Ataukah kita lebih sering cuek dan tidak peduli? Kita lebih sering mengurus urusan sendiri dan lupa untuk memberi perhatian terhadap cinta pada Allah?

Adakah hati ini bergetar ketika disebutkan nama Allah? Adakah iman ini bertambah disaat dibacakan kepada kita ayat-ayat Allah? Adakah diri ini beranjak dan meninggalkan pekerjaan apabila azan telah berkumandang? Adakah hati tersentuh dengan ayat-ayat azab yang dibaca? Adakah pikiran singgah di akhirat, merenungi nasib kelak? Adakah keinginan yang sungguh-sungguh untuk meninggalkan dosa dan maksiat? Adakah kerinduan yang meluap-luap untuk bertemu dengan Allah?

Lalu, adakah kita menjadikan Rasulullah sebagai qudwah dalam kehidupan kita? Menjalani hidup sesuai dengan manhaj beliau? Merasa mulia dengan mengikuti sunnah beliau? Dan adakah hati ini merasakan amarah disaat sunah dan ajaran beliau dilecehkan? Serta adakah kita memiliki ghirah yang tinggi terhadap agama ini? Agar ia tersebar ke seluruh penjuru alam. Agar manusia terselamatkan dari api neraka?

Atau barangkali cinta di dalam hati kita tanpa kita sadari telah lama layu dan bahkan mati. Sehingga kita tak lagi dapat merasakan getarannya, tak lagi bisa mencicipi kenikmatannya, tak lagi mau berkorban untuknya. Atau barangkali kebun hati kita tak lagi memiliki tempat untuk cinta pada Allah, Rasul dan agama, karena ia telah dikuasai oleh cinta-cinta yang lain, yang fana dan sementara?
www.eramuslim.com

Datang Belakangan Pulang Paling Depan

Oleh Fiyan "Anju" Arjun

Ini bukan kuis. Dan juga bukanlah request sebuah lagu. Apalagi sebuah polling. Pokoknya jauh banget deh dari hal-hal yang berbau undian apalagi bahan risetan. Tetapi ini tentang sebuah kelakuan anak manusia yang tidak banget patut untuk dicontoh. Don’t try at home-lah! Tidak patut untuk ditiru dan juga dicontoh kalau mau tahu deh! Tapi kalau mau jadi koloninya sih GPP. Namun lagi-lagi bila nanti terjadi apa-apa di luar dari itu bukan tanggung jawab saya ya? Tetapi ditanggung yang jalaninnya, okay!

Sudah beberapa hari ini saya lagi sedang perhatiin kelakuan keponakaan laki-laki sata yang benar-benar membuat saya malas meliatnya. Apalagi kalau sedang jatuh pas hari Jum’at. Tepatnya kalau sedang adzan Jumat sedang berkumandang dari masjid dekat rumah. Mulailah kelakuan baru keponakan saya itu kumat. Dan lagi-lagi membuat saya malas membahas kelakuannya itu.

“Nggak shalat Jumat, mangnya?” tanya saya suatu hari saat dia lagi ngejrang-ngejreng di depan teras rumah sambil nyetem gitar.

Padahal saat itu jam di rumah saya sudah menunjukan pukul 11.55 berarti tinggal 5 menit atau tinggal 7 menit lagi waktu shalat Jumat segera di mulai. Tentunya bagi orang yang iman tebalnya tentu pukul begitu merasa sudah terlambat. Beda halnya sama kelakuan keponakan saya itu, dia enjoy aja. Tidak takut terlambat ketinggal shalat Jumat. Aje gilee nih anak!

Saya yang sudah rapi jali saat itu. Baju koko sudah saya pakai. Semprot sana-sini pakai pewangi pakaian pun sudah harum kemana-mana. Sajadah oleh-oleh dari Tenabang saudara saya sudah ada di pundak. Peci kupluk sudah ada di kepala. Ya, kalau saya disamakan saat itu saya kayaknya hampir-hampir mirip finalis Abang Jakarta 2010 wakil dari Jakarta Selatan Satu deh. Tinggal ngucapin kata sandi, ”Assalamualaikum…,” sambil tangannya kayak boneka si Unyil sambil berucap berapi-api. Didekap ke badan. Pokoknya beda dengan keadaan keponakan saya yang hanya pakaian celana buntung selutut belum mandi lagi. Saya sebagai Om-nya yang melihat keponakannya tidak mau bergerak juga di depan teras rumah saya menegur lagi.

“Eh, dikit lagi mau masuk shalat Jumat, tuh,” kata saya lagi yang sudah rapi banget. Segera mau melangkah ke masjid.

“Emang baru jam berapa, sih? Lagi pula masjidnya juga nggak bakal pindah. Lha, masjidnya aja dekat ini kok,” jawabnya tanpa beban.

“Tinggal lima menit lagi tauuu…,” tandas saya memberitahu keponakan saya itu. Tapi bukannya bergerak untuk bangun dari depan teras ini malah masih asyik ngejrang-ngejreng lagi.

“Ya udah sana berangkat dulu! Nanti nyusul kok. Liat aja nanti entar juga sampai duluan. Pokoknya cepat kok,” katanya lagi.

Tidak beberapa lama kemudian. Apa yang dibilang keponakan saya itu benar-benar terbukti. Saat khotbah Jumat hampir usai keponakan saya itu sudah sampai di masjid. Dan memilih tempat paling belakang lagi. Kongkow sama kawan-kawan mainnya. Entah, apa yang dibicarain saya tidak tau. “Nih, orang sadar nggak ya kalau sebentar lagi khotbah selesai.”

Tidak sampai 15 menit shalat Jumat akhirnya usai. Saya yang saat itu masih berdoa langsung ingat keponakan saya. Karena biasanya seperti yang sudah-sudah kalau shalat Jumat sudah selesai dia bukannya berdoa dulu ini malah ngaciir. Langsung pasang gigi tiga. Dan langsung pulang ke rumah.

Benar! Ternyata apa yang saya pikirkan terbukti. Saya melihat semua jamaah shalat Jumat di masjid dekat rumah saya. Saya sudah tidak melihat batang hidung keponakan saya itu. Saya cari-cari dia diantara jamaah tetap nihil. Tidak ada.

Dus, karena tidak melihat batang hidung keponakan saya akhirnya saya pulang juga. Di tengah jalan saya pun omong sendiri. “Pasti nih anak sudah sampai di rumah. Kalau benar tuh anak emang benar-benar nggak punya urat malu banget.” Pikir saya sambil melangkah ngaciir ke rumah.

Dugaan saya tepat! Keponakan saya sudah sampai di rumah duluan. Dan dia mulai lagi ngejrang-ngejreng meneruskan hobi main gitar dan hobi barunya datang belakangan pulang paling depan kalau shalat Jumat.

“Saya, heran sama malaikat kalau nilai lo nih. Apalagi pas shalat Jumat. Malaikat nyatet lo shalat Jumat atau ngga, ya? Soalnya kalo gue yang jadi malaikat tentu gue anggap lo sudah bolos shalat Ju’mat! Gue aja ngeliat ‘hobi’ baru lo nih jangankan gue disuruh nyatet ngeliat lo juga ogah!” kata saya langsung ceramahi di depannya.

Bukannya dia mikir. Ini malah cengngengesan.

“Ya, yang pentingkan shalat Jumat!” jawabnya asal geblek.

“Yee, shalat Jumat juga ada aturannya. Nggak kayak lo. Lo, kira prasmanan orang nikahan. Lu datang belakangan terus makan lalu langsung pulang. Jangan gila deh lo…”

"Hahahahahahahahahaha..." Dia cekikikan.

Kalau sudah begitu malas saya melayaninya. www.eramuslim.com

Manusia "Hang"

Oleh Abdul Mutaqin

Kita bukanlah pribadi yang kosong. Pribadi yang menjelma sebatas struktur gumpalan daging dan kerangka tulang dibungkus kulit yang indah dan menarik. Memang tubuh kita indah, sedap dilihat, elok rupa dan parasnya. Disebutnyalah kita sebagai makhluk yang paling ahsan al-tqwim dalam penampilan jasadiyah. Itulah anugerah perangkat keras (hardware) dari Allah dalam kejadian sebagai makhluk paling mulia.

Efektifitas kemuliaan perangkat keras kita berupa penampilan fisik itu, sesungguhnya hanya sementara. Ia hanya bertahan menawan pada saat usia kita muda, sehat dan bugar. Lambat laun, semuanya akan jatuh pada keadaan sebaliknya (ardzalil umur) karena dimakan usia dan kepayahan mempertahankan kebugaran yang menurun drastis.

Pada saatnya nanti, kita akan merasakan pandangan dan pendengaran yang mengabur. Gigi-gigi yang mulai goyah dan tanggal. Daya ingat dan keseimbangan yang melemah. Kulit yang mulai kendur, keriput dan rentan dengan jamur. Serta tulang-tulang yang tak lagi kokoh menopang berat tubuh sehingga berakhir dengan kebungkukan. Bungkuk, ringkih, tua dan rapuh.

Jasad fisik kita tidak boleh dibiarkan kosong tanpa nilai tetapi harus diberi muatan yang menyempurnakan elok rupanya. Muatan itu semisal perangkat lunak (software) yang menjadikan aura kemulian kita menghiasai kita lahir dan batin. Maka menjadilah kita seorang manusia yang elok rupa luar dan dalam.

Software yang diperlukan untuk menjadikan diri kita cantik lahir batin adalah al-Islam, al-Iman dan al-Ihsan. Software ini harus diinstall masuk ke hati, otak dan seluruh jaringan tubuh sehingga dapat secara otomatis diaktifkan dalam seluruh perangkat kerja hidup kita. Iman dan Islam hanya perlu install ulang, sebab kita sudah melakukannya jauh sebelum kita lahir. Sementara software al-Ihsan merupakan perangkat baru setelah kita menjadi mukallaf yang membuat tampilan Iman dan Islam kita semakin memukau.

Jika manusia seperti kita tidak melakukan reinstall tiga perangkat lunak tadi, maka kita tidak lebih hanyalah kulit, daging dan tulang belulang belaka. Kita akan mudah “hang”. Seolah tidak siap menjalani hidup. Sebab perkiraan hidup hanyalah sebatas perangkat keras. Hidup tidak lain adalah pusaran kesenangan dengan tampilan yang serba cantik. Hidup adalah pesta nyanyian dan hiburan yang melenakan. Seolah program hidup hanya sebatas dunia dalam jangka yang sangat pendek usianya. Maka suatu saat kita justeru menjadi asing dengan diri kita sendiri. Kita gagal menjangkau apa arti hidup dan kehidupan sesungguhnya.

Saat ini manusia-manusia “hang” di tengah jalan hidupnya sudah tak terhitung. Bahkan di tengah dunia yang semakin canggih, digital dan modern. Semakin hari semakin bertambah panjang daftar mereka dangan varian yang semakin memilukan. Bunuh diri, membunuh, seks bebas (perkosaan, pronografi, prostitusi, perzinahan, homo seks dan lesbian), drugs, mafia hukum dan peradilan, kejahatan kerah putih, korupsi, aksi-aksi kekerasan, perdukunan dan sebagianya. Pendek kata, perilaku kejahatan menunjukkan bahwa manusia itu tengah kehilangan orientasi hidup sebab perangkat lunaknya kosong dan dibiarkan “hang”.

Manusia “hang” menganggap zina menjadi asyik baginya, kalau perlu dipertontonkan di muka anak-anak yang belum balig di layar handphone mereka. Masa bodo dengan suami atau isteri dan anak-anakanya. Masa bodo dengan ibu dan bapaknya. Masa bodo dengan mertuanya. Yang penting syahwatnya terpuaskan dan nafsu binalnya dilepaskan. Panjang, dan teramat panjang untuk disebutkan.

Manusia “hang” adalah manusia tanpa software akhlak dan akal budi. Manusia yang tidak mengerti rahman dan rahim, patut tidak-patut, halal-haram, haq dan bathil atau baik dan buruk. Bagi mereka, baik adalah yang dapat memenuhi kesenangan belaka. Sementara, buruk adalah segala instrumen yang menghalangi dan mengatur nafsu mereka harus begini harus begitu. Sampai nanti maut mengetuk di pintu kesadaran, mereka tetap begitu kecuali hidayah Allah direngkuhnya kembali sebelum kematian datang menjelang. Jika tidak, barulah mereka menyadari bahwa dirinya sebenarnya “hang” yang terlalu panjang. Seperti Fir’aun yang begitu angkuhnya mengaku diri sebagai “tuhan”. Tetapi berikrar iman dan bersyahadat saat nyawanya terpojok di tenggorokan di laut Merah. Terlambat. Fir’aun terlambat menginstall software hidupnya.

Iman, Islam dan Ihsan adalah program yang menampilkan berbagai informasi. Informasi tentang keesaan Tuhan, kenabian, berita ghaib dan pedoman kebahagiaan hidup. Informasi tentang kefanaan dunia dan kebaqaan akhirat. Informasi bahwa akan ada kematian dan hidup di alam kubur. Akan datang hari pengadilan yang memutuskan manusia akan ke neraka atau ke surga kelak akhirnya.

Ihsan bukan sekedar software yang membuat diri kita selalu merasa diawasi oleh Allah kapan saja dan di mana saja. Sehingga kita akan merasa malu lahir batin bila ada rasa ingin berjudi, mencuri, berselingkuh berzina, mabuk dan segala perilaku durhaka kepada-Nya. Tetapi ihsan adalah perangkat lunak yang mengajarkan aktivasi kerendahan hati, menyayangi yang lemah, mengasihi sesama dan menebarkan kasih sayang di alam semesta. Bahkan software ihsan mengajarkan kesantunan tanpa batas sampai kepada seekor kucing dan anjing sekali pun. Di sinilah akhlak Rasulullah menjadi sangat hidup setelah sebelumnya beliau menyatakan ” ... bu’itstu li utammima makaarima al-akhlaak”.

Menjadi manusia “hang” adalah manusia tanpa ihsan, tanpa akhlak dan akal budi. Manusia yang hati dan perasaannya tidak terkoneksi dengan perilaku terpuji. Ibadahanya tidak terkoneksi dengan kesalehan sosial dan tauhidnya tidak terkoneksi kecuali hanya sebatas keyakinan saja. Bisa jadi ia melaksanakan perintah, tetapi tidak menjauhi larangan. Bisa jadi larangan ia jauhi, tetapi perintah-Nya diabaikan. Atau perintah dan larangan keduanya diakomodir bersamaan. Sehingga lahirlah istilah STMJ alias ”salat terus, maksiat jalan”.

Manusia tanpa software ihsan kebanyakan berhati batu, berlidah pahit dan dersikap kaku serta rigid. Manusia yang menilai segala kebaikan dengan sebelah mata meskipun untuk dirinya. Dan melihat kesalahan kecil orang lain berarti hukuman dan pembalasan dendam.

Dalam keseharian, manusia ”hank’ model ini bisa hadir sampai ke ruang dapur. Mereka yang tega menyiram kucing dengan air panas. Atau memukulnya dengan sapu hingga pincang. Menyambitnya dengan batu hingga menggelepar. Padahal hanya persoalan kepala ikan tongkol atau sepotong daging sisa makan malam yang dicurinya di meja hidangan.

Mengapa terjadi kucing dimusuhi? Berapa harga satu kepala Tongkol di banding penderitaan Kucing yang melepuh kulitnya? Atau ia harus kehilangan kebebasan berjalan sebab sebelah kakinya patah oleh beringasnya seikat sapu? Biasanya hal itu hanya sanggup dilakukan oleh orang yang “hang”.

Lain hal bagi orang yang sudah terkoneksi dengan software ihsan. Kucing adalah makhluk Tuhan yang berhak atas rahmat dan kasih sayang. Kucing berhak diperlakukan dengan santun. Memperlakukan kucing secara zalim, sama saja menceburkan diri ke neraka. Riwayat yang sangat populer sampai kepada kita sebagaimana dituturkan Imam Bukhari dan Imam Muslim dalam konteks ini.

Abdullah bin Umar r.a meriwayatkan bahwa Rasullah SAW bersabda : “Seorang wanita disiksa karena seekor kucing yang dipenjara (dikurung) nya hingga kucing tersebut mati dan wanita itu pun masuk neraka, wanita tersebut tidak memberinya makan dan minum saat dia memenjarakan (mengurung) nya dan tidak membiarkannya untuk memakan buruannya” (H.R. Bukhari dan Muslim).

Alangkah hinanya manusia jika harus masuk neraka hanya karena gara-gara menyiksa seekor kucing, mengikatnya dan tidak memberinya makan sampai mati. Lalu di zaman ini, masih tersisa manusia yang enggan berlaku santun kepada kucing demi mempertahankan sepotong kepala Tongkol. Ironis, demi satu kepala Tongkol ia tidak mengindahkan hak makhluk Tuhan dan melupakan panasnya siksa neraka.

Alangkah bahagianya hidup berlaku santun meski kepada seekor Kucing. Alangkah bahagianya jika software ihsan terinstall baik. Andaikata pun sepotong ikannya dilahap Kucing, manusia ihsan masih bisa mereview pesan Rasulullah yang lain :Dari Jabir bin Abdullah Rodhiyallohu ‘Anhu dia berkata, telah bersabda Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi Wa Sallam: “Tidaklah seorang muslim menanam tanaman lalu tanaman itu dimakan manusia, binatang ataupun burung melainkan tanaman itu menjadi sedekah baginya sampai hari kiamat.”(HR. Imam Muslim).

Sebagaimana manusia sempurna, kita memang ahsanu taqwim. Namun ”gelar” mentereng itu akan redup cahayanya apabila tidak terkoneksi dengan ahsanu qaulan dan ahsanu ’amalan dalam jaringan ihsan.

“ Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka), Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; Maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya”. (terjemh QS. At tiin [95] : 4-6).

Jangan pernah menjadi manusia hang. Menjadilah manusia ishan.

Allahu a’lam.

www.eramuslim.com

Israel Sebarkan Kapal Perang Mereka Untuk Cegat Kapal Bantuan Gaza

Israel mendesak Libanon untuk menghentikan konvoi kapal bantuan untuk Gaza yang berangkat dari pelabuhan Libanon, sembari mengatakan bahwa mereka akan menggunakan "segala cara yang diperlukan" untuk menghentikan konvoi kemanusiaan dari mencapai pesisir pantai Gaza yang diblokade.

Angkatan Laut Israel telah mengerahkan kapal laut mereka untuk menghentikan kapal Libanon dan pasukan dari angkatan laut armada 13 - yang dikenal sebagai Shayetet - diletakkan pada siaga penuh sehingga mereka setiap saat dapat mencegah kapal-kapal bantuan berlayar ke jalur Gaza, The Jerusalem Post melaporkan pada hari Jumat ini (23/7).

Dua kapal Libanon diharapkan untuk berangkat dalam upaya untuk mematahkan blokade Gaza dan memberikan bantuan kemanusiaan untuk warga Gaza pada akhir minggu ini.

Sementara itu, Duta Besar Israel untuk PBB Gabriela Shalev sekali lagi mengancam konvoi armada bantuan kemanusiaan baru tersebut dalam sebuah surat kepada Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon pada hari Kamis kemarin (22/7).

Tel Aviv akan "menggunakan segala cara yang diperlukan" untuk mencegah kapal bersiap-siap untuk berlayar dari Libanon untuk mencapai Gaza, kata Shalev.

Surat hari Kamis kemarin itu adalah peringatan kedua setelah Shalev bulan lalu menulis surat lain yang serupa yang ditujukan kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Ancaman baru ini datang sewaktu kelompok aktivis perempuan Libanon mengumumkan rencana mereka untuk mengirim kapal bantuan ke Gaza, yang telah dikepung sejak tahun 2007. Sekitar 50 aktivis Libanon dan asing akan berada di atas kapal, menurut penyelenggara konvoi.

Konvoi kapal misi bantuan baru direncanakan, setelah pasukan Israel pada tanggal 31 Mei menyerbu konvoi Armada Kebebasan, yang menewaskan sembilan aktivis sipil dan melukai puluhan lainnya.

Dalam tantangan terbaru untuk melumpuhkan blokade, kapal rudal Israel berhasil memblokir kapal bantuan Libya dari menjangkau pantai Gaza pada tanggal 14 Juli .
www.eramuslim.com

Ikatan Berdasarkan Materi Hanya Membuat Kehinaan

Orang-orang yang menjadikan materi dan kepentingan dunia sebagai ikatan (tali buhul), maka hanyalah akan menyebabkan kehinaan dan kehancuran. Sejarah sudah membuktikan secara imperik, fakta-fakta kehancuran bagi siapa saja, yang membuat ikatan berdasarkan materi dan kepentingan dunia. Terjadi sepanjang sejarah kehidupan umat manusia.

Sejarah memberikan gambaran yang jelas, bagi siapa saja yang menyadarkan ikatannya dengan materi dan kepentingan dunia, akhirnya hanya terjatuh ke jurang kehinaan, dan menjadi manusia yang tidak berharga dihadapan sejarah umat manusia, dan juga kelak di akhirat. Tidak bisa lari dari kondisi itu. Ikatan yang mereka bangun hanya semu (artifisial), bahkan al-Qur’an menggambarkan seperti ‘sarang labah-labah’ (al-ankabut).

Dalam fase tertentu manusia satu sama lainnya, yang diikat berdasarkan ikatan materi dan kepentingan dunia, pasti akan diuji dengan nafsu masing-masing, nafsu yang tidak pernah dapat memuaskan siapapun. Manusia itu sendiri. Karena itu, ikatan yang mula-mula nampak kokoh dan kuat, kemudian menjadi porak-poranda. Manusia satu sama lainnya akan berebut dengan materi dan kenikmatan dunia. Akhirnya yang ada hanyalah permusuhan, seperti saling menfitnah, saling menuduh, saling menghancurkan, dan saling membunuh.

Mereka pasti akan memperebutkan sekerat materi dan kenikmatan dunia, yang menjadi kepentingan dan ittijah (orientasi) hidup mereka. Diantara mereka yang sudah memiliki materi tidak akan pernah terpuaskan dengan materi yang dimilikinya. Diantara mereka yang sudah berkuasa akan mempertahankan kekuasaannya dengan segala cara. Tanpa peduli. Mereka yang belum mendapatkan kekuasaan dengan segala cara akan mendapatkan kekuasaan. Masing-masing berebut. Tidak pernah usai. Terus belangsung sepanjang kehidupan ini. Sampai sebuah kehancuran yang akan menjadi sebuah fakta kehidupan.

Kisah yang paling tua, cerita tentang ‘Habil-Qabil’, hanya karena seorang wanita, yang akhirnya diantara kakak beradik itu tega membunuh. Padahal diantara mereka adalah saudara. Kalau yang menjadi tujuan dan ittijah adalah materi dan kepentingan dunia, maka rasa persaudaraan menjadi hilang, dan tidak ada yang mau mengalah, dan salah satunya harus memenangkan, dan demi mendapatkan yang menjadi tujuannya.

Kepentingan materi dan kepentingan dunia, hanyalah melahirkan permusuhan, kebencian, dendam, dan saling mendurhaka. Tidak ada ketulusan dalam hubungan. Semuanya hanyalah berdasarkan kepura-puraan. Satu sama lainnya, saling bersiasat dan mensiasati, dan ingin menguasai. Mereka yang dianggap tidak sesuai dengan tujuan dan yang menjadi kepentingan mereka akan disingkirkan. Ini sudah menjadi bagian dari sebuah sejarah, terutama mereka yang ikatannya berdasarkan kepentingan materi dan kenikmatan dunia.

Al-Qur’an memperagakan kisah yang sangat luar biasa bagi kehidupan ini. Terutama kisah ‘Triumvirat’, yang pernah berkuasa di Mesir kuno. Yaitu Fir’aun, Haman, dan Qarun. Triumvirat ‘Fir’aun, Haman, dan Qarun’, menyatu menjadi sebuah oligarki kekuasaan yang solid. Satu sama lain saling menopang dan menyokong. Seakan mereka itu menjadi simbul kekuatan kekuasaan, yang maha kuat, dan kokoh. Tak aneh bila sang penguasa yang adi daya ‘Fir’aun’, sampai berani dengan sikapnya yang sangat sombong, mengatakan, ‘Ana robbukumul ‘a’la’ (Aku tuhanmu yang maha tinggi).

Manusia yang sudah memiliki materi dan kekuasaan yang lebih, lalu pasti akan berlaku sombong, tidak mengingat asal kejadiannya, dan kemudian menapikan yang menciptakannya, yaitu Allah Rabbul Alamin.

Tetapi, sekali lagi mereka itu, hanyalah makhluk yang sangat lemah, tidak berarti apa-apa dihadapan Zat Yang Maha Kuasa, yaitu Allah Azza Wa Jalla. Betapa Fir’aun seorang penguasa yang memimpin oligarki yang sangat tanggguh di hadapan manusia, serta dengan dukungan balatentaranya yang kuat, tak dapat mengalahkan Kemahakuasaan Allah Azza Jalla.

Semuanya dibuktikan ketika balatentara Fir’aun yang mengejar Musa dan kaumnya, di laut Merah, mereka semuanya tenggelam di dasar laut. Tidak dapat melawan keagungan dan kekuasaan Allah Azza Wa Jalla. Pupus manusia yang sombong itu, yang merasa lebih kuat dibandingkan dengan Rabbnya.

Qarun yang mula-mula ulama Yahudi yang miskin, dan kemudian menopang kekuasaan Fir’aun yang lalim, dan kemudian menjadi super elite dan mahakaya, seperti dikisahkan dengan kekayaannya, yang dimiliki Qarun, kunci gudang-gudangnya itu, harus digotong oleh manusia. Ini hanya sebuah padanan mengggambarkan bagiamana Qarun, yang sudah menjadi sangat kaya, dan menjadi salah satu penopang kekuasaan Fir’aun. Tetapi, semuanya itu tidak mempunyai arti apa-apa, ketika Allah Ta’la menghancurkan Qarun, dan memasukkan kedalam bumi, dan harta dan kekuasaannya serta kepentingannya tak dapat menyalamatkan dirinya.

Di zaman ini banyak orang-orang Islam, yang mereka lari dari Islam, tidak lagi percaya terhadap ‘din’ Islam, dan harus menambahkan dengan ‘aksesoris’ buatan manusia, yang sangat dangkal tidak berarti bagi kehidupan. Apalagi, kelak dihadapan Allah Azza Wa Jalla, dan akan mendapatkan kehinaan.

Orang-orang yang tidak percaya lagi dengan ‘din’, dan menukar dengan aksesoris kehidupan dunia, dan bahkan meninggalkan ‘din’, karena hanya ingin sekerat kepentingan materi dan kenikmatan dunia, dan bermesraan dengan musuh-musuh Allah, tak akan pernah mendapatkan kemuliaan di dunia dan akhirat. Mereka hanya menjadi sebuah tontonan yang menggelikan, dan tak akan memberi manfaat apapun bagi kehidupan ini.

Tengoklah. “Di tengah suasana ‘maut’ yang begitu mencekam dan menggoncangkan jiwa itu, aku menyaksikan peristiwa yang mengharukan dan mengagumkan. Katika tali gantung telah mengikat leher mereka, masing-masing saling bertausiyah kepada saudaranya, saling berjanji untuk bertemu di Surga, bersama dengan Rasulullah tercinta dan para Sahabat. Tausiyah itu kemudian diakhiri dengan pekikan”Allahu Akbar Wa Lillahil Hamd!”. Aku tergetar mendengarnya, ujar seorang perwira militer Mesir.

Padahal, sebelum digantung, Sayyid Qutb masih memiliki kesempatan untuk dibebaskan, asalkan mau meminta maaf kepada Gamal Abdul Naser.

Beliau mengatakan, “Tidak akan pernah! Aku tidak akan penah bersedia menukar kehidupan dunia yang fana ini dengan Akhirat yang abadi”, tegasnya. Lalu, Sayyid Qutb berujar, “Selamat datang kematian di Jalan Allah .. Sungguh Allah Maha Besar”. Tokoh Ikhwan itu, hanyalah merindukan akhirat, tidak lagi menengok kehidupan dunia. Nama Sayyid Qurb lebih panjang dari pada umurnya. Wallahu’alam. www.eramuslim.com