Cari Blog Ini

Kamis, 09 Juni 2011

Apa yang Bisa Diharapkan dari Social Media

Apa yang Bisa Diharapkan dari Social Media?

March 21, 2011
Oleh Tuhu Nugraha Dewanto


Ketika euforia social media melanda brand, maka banyak perusahaan yang nyemplung ke ranah ini, mencoba-coba baru kemudian melihat seberapa penting kah media ini? Lalu kemudian berpikir lebih jauh, mau dibawa kemana aset social media yang mereka miliki? Apakah keberadaan social media brand cukup diukur dengan pertambahan jumlah follower dan fans? Ketika brand punya follower atau fans hingga jumlahnya ratusan ribu, bahkan jutaan lalu apa? Semuanya harus kembali ke tujuan, dan juga sejalan dengan strategi bisnis secara menyeluruh. Karena jumlah yang besar itu tidak ada artinya, kalau tidak memberikan nilai tambah kepada bisnis.

Saya melihat ada dua hal fundamental yang bisa diharapkan dari aset social media yang dimiliki oleh brand:

1. Peningkatan

Social media punya pengaruh yang sangat besar meningkatkan banyak hal, misalnya meningkatkan engagement brand dengan konsumen, meningkatkan loyalitas konsumen, mendapatkan data base, meningkatkan awareness produk, menciptakan serta meningkatkan worth of mouth, bahkan dengan tren social commerce , social media dapat digunakan sebagai medium untuk menghasilkan sales yang dilakukan via online. Kategori ini sepertinya merupakan tujuan dan KPI yang sudah banyak dikenali oleh para pemasar, dan pemilik brand. Karena dampaknya langsung terlihat dengan kasat mata.

2. Penurunan

Social media juga punya peran untuk menurunkan atau lebih tepatnya melakukan efisiensi pada banyak hal. Hal ini tampaknya sering kali terlupakan dalam menghitung ROI Social Media. Social media membuat riset konsumen menjadi lebih mudah dan murah, karena kita bisa melakukan riset langsung di social media. Beberapa brand di luar negeri bahkan telah menciptakan produk dengan citarasa baru, berdasarkan insight konsumen yang mereka lakukan via social media.

Social media juga membuat perusahaan bisa mengambil keputusan dengan lebih cepat, karena pemilik brand langsung bisa mengetahui reaksi konsumen terhadap sebuah kebijakan. Misalnya, GAP segera menarik logonya yang baru, hanya dalam beberapa hari setelah melihat reaksi konsumen yang negatif terhadap logo barunya.

Contoh yang lebih jauh lagi, social media menjadi salah satu kontak poin yang penting buat konsumen untuk bertanya mengenai produk, atau melakukan komplain. Ini sebenarnya membuat perusahaan lebih efisien, karena bisa mengurangi alokasi sumber daya untuk layanan konsumen di channel lain, misalnya customer care via telepon.

Intinya social media, seharusnya memang ditempatkan dalam cara pandang yang lebih luas. Bahwa kehadirannya bersifat lintas batas, dan menyangkut berbagai divisi mulai dari Sales, Marketing, PR, CRM dll, maka perhitungan ROI-nya seharusnya juga dilihat secara komprehensif agar manfaat yang diperoleh juga maksimal, dan alokasi budget perusahaan dapat dilakukan dengan lebih efisien.

Bagaimana menurut Anda? Apakah ada hal lain yang terlewat? Mari kita berdiskusi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar