Cari Blog Ini

Kamis, 09 Juni 2011

Studi Kasus: Adaptasi Merck di Era Social Media

Studi Kasus: Adaptasi Merck di Era Social Media

April 7, 2011
Oleh Tuhu Nugraha Dewanto


Sebelumnya saya pernah menulis mengenai Transformasi Centro masuk ke online marketing dan social media. Kali ini saya datang dengan studi kasus yang tak kalah menarik yaitu tentang, bagaimana PT Merck Tbk sebagai perusahaan Kimia dan Farmasi dari Jerman, masuk ke ranah social media. Uniknya bukan untuk mengkomunikasikan produk, tapi corporate brand.

Merck dibantu oleh Tim Virtual Consulting, mengkomunikasikan corporate branding Merck melalui sebuah aksi CSR yang dimotori via Social Media yaitu program Klik Hati. Tulisan ini tidak akan membahas mengenai program Klik Hati, tapi bagaimana manajemen Merck melihat pentingnya social media? Apa yang mereka persiapkan untuk terjun ke social media?

Silakan simak wawancara dengan Niken Suryo Sofyan, Corporate Communication Manager PT Merck Tbk:

1. Kapan pertama kali Merck Indonesia masuk ke Social Media?
Klik Hati adalah kali pertama Merck Indonesia masuk ke social media.

2. Pertimbangan apa yang mendasari Merck masuk ke Social Media yang notabene sesuatu yang baru dan berisiko tinggi?
Kami melihat social media sebagai sebuah kesempatan dimana kami bisa berinteraksi dengan publik yang menjadi target audience kami.

3. Inisiatif masuk ke Social Media berasal dari mana?
Inisiatif berasal dari kantor pusat kami di Jerman. Ketika itu teman-teman di kantor pusat mencoba membuat sebuah akun Facebook yang mengusung tema obat palsu. Tujuannya agar masyarakat sadar akan bahaya obat palsu.

4. Merck masuk ke social media dengan membawa company brand. Apa pertimbangannya?
Merck selama ini lebih dikenal lewat produk-produknya seperti Sangobion dan Neurobion. Berkiprah di Indonesia selama 40 tahun, Merck ingin lebih dikenal dan untuk itu ingin membangun public awareness Pertanyaannya kemudian: apa yang akan kita komunikasikan kepada publik? Bagaimana kita akan memulai komunikasi tersebut? Aktifitas apa yang tepat untuk target audience kita?

5. Bagaimana meyakinkan Manajemen Puncak pentingnya Social Media?
Meski inisiasi berasal dari kantor pusat, manajemen lokal juga harus diyakinkan dengan kekuatan social media lokal. Awalnya adalah dengan membeberkan fakta bahwa pengguna internet di Indonesia sangat tinggi dan bagaimana social media mempengaruhi cara kita berkomunikasi.

6. Apakah ada hambatan bagi Merck masuk ke Social Media, mengingat Merck adalah perusahaan Farmasi dan Kimia?
Grup Merck adalah perusahaan yang peduli pada kegiatan sosial. Kami mendasari kegiatan sosial kami pada : kesehatan, pendidikan, lingkungan, budaya dan sosial. Apa yang kami lakukan melalui Klik Hati pada intinya adalah untuk menjawab kepedulian kami pada kelima hal tersebut.

7. Bagaimana melakukan konsolidasi internal dan meyakinkan semua pihak di Merck untuk mendukung program ini?
Kami membuat program internal antara lain : Edukasi awal, termasuk penjelasan kepada Board of Directors tentang apa dan bagaimana suatu program akan dijalankan lewat social media. Hal yang sama juga kami lakukan untuk teman-teman di Merck. Kami adakan sharing sessions, email buzz, berita di intranet dan newsletter kami mengenai kegiatan ini secara berkala.

Kesimpulan yang bisa diambil dari kasus Merck adalah, sebelum masuk social media konsolidasi internal mutlak diperlukan, dan edukasi ke manajemen pentingnya social media bagi perusahaan. Tanpa dukungan internal yang kuat, maka kampanye yang dilakukan tentunya tidak akan berjalan dengan sukses.

Bagaimana menurut Anda?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar