Cari Blog Ini

Selasa, 13 Juli 2010

Di mana Kebenaran Hari Ini?

Seperti yang dikabarkan oleh Rasulullah Shallahu Alaihi Wa Salam, yang mengatakan di akhir zaman, memegang Islam itu, diibaratkan seperti memegang bara api. Betapa beratnya tetap berpegang kepada tali agama Allah, yaitu Islam. Hanya sedikit orang yang tetap kuat memegang tali-Nya. Memegang tali Allah, yaitu din, menjadi sebuah perjuangan yang sangat berat. Tidak mudah.

Karena, jenis jin dan setan yang berbentuk manusia, berusaha terus menggelincirkan manusia, agar berbuat dosa dan maksiat. Mereka berjanji kepada Allah Azza Wa Jalla, menggoda, mengajak, mengarahkan, dan bahkan menipu manusia agar mereka berbuat durhaka. Setan melalui segala pintu kelemahan manusia, terus berusaha menjadikan golongan menusia menjadi golongan mereka (setan).

Ibnul Qayyim al-Jauzi membagi manusia ke dalam tiga golongan, ada kalanya manusia mengetahui kebenaran, tetapi adakalanya tidak mengetahui kebenaran. Orang yang mengetahui kebenaran, diantaranya ada yang melaksanakan tuntutannya, dan ada pula yang menentangnya. Orang yang mengetahui kebenaran dan kemudian mengamalkannya, adalah orang yang diberi nikmat oleh Allah. Dialah orang yang menyucikan jiwanya dengan agama (din), dan menjadi orang yang shalih, disayangi oleh Rabbnya, dan tidak berbuat maksiat serta menjauhi ajakan setan untuk berbuat durhaka, dan menentang Allah Azza Wa Jalla.

Sekarang betapa banyak orang yang berilmu, dan dengan llmunya itu mensiasati kehidupan, yang bertujuan demi hawa nafsunya. Setan dengan kemampuannya terus mengarahkan, membujuk, dan mempengaruhi manusia, agar menusia tergelincir, dan masuk ke dalam kehidupan yang hina dina.

Orang yang mengetahui kebenaran, tetapi dia mengikuti hawa nafsunya, adalah orang yang dimurkai Allah, karena berbuat dzalim. Sedangkan orang yang tidak mengetahui kebenaran, dan mengikuti hawa nafsunya, adalah orang yang sesat, tidak mendapat petunjuk dalam beramal.

Betapa banyaknya orang yang beribadah, memiliki ilmu agama, dan dengan latar pendidikan yang tinggi, tetapi tidak dapat melaksanakan nilai-nilai kebenaran, dan justru menjadi pendukung kebathilan, serta terus bersama para ahli bathil, serta berpartisipasi dalam segala bentuk aktivitas dan gerakan yang hanya memberikan kepada entitas kebathilan.

Hari ini manusia sangatlah sulit dan menghadapi kesulitan besar, karena mereka telah dibelenggu oleh hawa nafsu mereka. Setan melalui wasilah seperti wanita, harta, dan tahta (kekuasaan), telah menutup kebenaran yang sudah jelas, tetapi manusia yang hina dan dina oleh bujukan setan itu, tak dapat lagi membedakan antara yang haq dengn yang bathil. Sehingga, kehidupan mereka menjadi ‘’talbiz’ antara haq dan bathil.

Oleh karna itu, orang-orang Yahudi, yang telah melakukan kekafiran lebih berhak mendapat kemurkaan Allah, karena mereka sangat jauh dari kebenaran. Firman Allah Ta’ala :

“Alangkah buruknya (perbuatan) mereka yang menjual dirinya sendiri dengan kekafiran kepada apa yang telah diturunkan Allah, karena dengki bhwa Dia mnurunkan karunia-Nya. Karena itu, mereka mendapatkan kemurkaan”. (al-Baqarah : 90).

Dan firman-Nya lagi :

“Katakanlah : ‘Apakah akan aku beritahu kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk pembalasannya dari (orang-orang fasik) itu di sisi Allah, yaitu orang-orang yang dikutuki dan dimurkai Allah, diantara mereka ada yang dijadikan kera dan babi dan orang yang tersesat dari jalan yang lurus”. (al-Maidah : 60).

Itulah pandangan dari Allah Azza Wa Jalla terhadap orang-orang yang sudah dikuasai hawa nafsunya, dan tidak lagi menjadi shirath (jalan lurus) yang berupa din (Islam) sebagai petunjuk bagi kehidupan mereka. Mereka memilih meninggalkan Islam, dan memilih kenikmatan dunia. Sehingga mereka menjadi jauh dari Rabb. Itulah cara setan menyesatkan manusia, dan dipalingkan mereka dari Rabbnya, serta memilih kehidupan dunia, yang sangat sempit.

Allah Azza Wa Jalla memberikan gambaran orang-orang Yahudi sebagai kera dan babi, sejelek-jeleknya binatang, yang rakus seperti kera, dan tidak memiliki rasa malu seperti babi, yang bahkan memakan kotorannya sendiri. Manusia yang hanya mengejar kehidupan dunia, dan kenikmatan yang sifatnya hanyalah sesaat, sementara meninggalkan perintah Allah Ta’ala, maka tak lain, mereka menjadi pengikut para Yahudi dan setan.

Pengaruh Yahudi dan setan telah menyeruak ke dalam kehidupan baik yang bersifat individu dan kolektif, yang tidak mudah untu ditinggalkannya. Sebuah perjuangan yang sangat berat di zaman kini, di mana banyak orang terjerumus kehidupan yang sesat dan menghancurkan bagi mereka, tetapi mereka merasa yang mereka lakukan adalah kebenaran.

Betapa sia-sianya kehidupan mereka pada hari ini, yang tidak dapat menghindari dan menjauhi godaan setan, yang merusak itu. Wallahu’alam. www.eramuslim.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar