Cari Blog Ini

Selasa, 13 Juli 2010

Irlandia Minta Uni Eropa Tutup Akses Data Bagi Israel

Irlandia sangat geram dengan tindakan agen mata-mata Israel memalsukan paspor negaranya dalam kasus pembunuhan terhadap petinggi Hamas bulan Januari silam. Untuk itu Irlandia sedang mengupayakan agar Uni Eropa menutup semua akses yang memungkinkan Israel mendapatkan informasi-informasi penting warga negara Eropa.

Menteri Kehakiman Irlandia menyampaikan rencana itu untuk mencegah agar Israel tidak menyalahgunakan informasi tentang jati diri warga negara Eropa untuk melakukan tindak kriminal. "Semenjak Israel memalsukan paspor warga negara Irlandia dalam kasus pembunuhan petinggi Hamas, Mohammad Al-Mabhouh di Dubai, Israel selayaknya tidak diizinkan lagi mengakses data warga negara Eropa," tukas Dermott Ahem.

Berdasarkan kesepakatan yang rencananya mulai dilakukan awal tahun ini, organisasi-organisasi perlindungan privasi individu di Eropa setuju jika perusahaan-perusahaan Israel dan Eropa melakukan pertukaran informasi tentang data konsumen dan menempatkan server databasenya di Israel, dengan syarat perusahaan-perusahaan Israel harus bisa menjamin keamanan database mereka.

Israel ditengarai telah menyalahgunakan kepercayaan itu. Dalam serangan ke rombongan Freedom Flotilla akhir Mei kemarin misalnya, terungkap bahwa pasukan komando Israel sudah memegang data dan foto para aktivis Eropa yang berada dalam rombongan tersebut, dan banyak diantara para aktivis itu yang ditembak dalam jarak dekat oleh tentara Zionis yang menyerang kapal Mavi Marmara.

Berbagai kasus kriminal dan kejahatan kemanusiaan yang dilakukan Israel belakangan ini, membuat Israel berada dalam posisi yang paling buruk sepanjang sejarah negara ilegal itu. Hal ini diakui oleh Duta Besar Israel untuk PBB, Gabriela Shalev dalam wawancara dengan Radio Militer Israel pada Minggu (11/7).

"Situasi kami dalam beberapa bulan terakhir bisa disamakan dengan situasi kami pada era tahun 1970-an, ketika Zionisme disebut sebagai ideologi yang rasis," ujar Shalev yang akan mengakhiri masa tugasnya di PBB tanggal 1 September mendatang. www.eramuslim.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar