Cari Blog Ini

Senin, 05 Juli 2010

* Selasa, 23 Rajab 1431/ 6 Juli 2010 Tokoh Pujaan "JIL" Indonesia Murtadin Nasr Abu Zaid Mangkat


Pemikir kontroversial Mesir dan profesor Studi Arab Nasr Hamid Abu Zaid Senin pagi kemarin (5/7) meninggal di sebuah rumah sakit Kairo akibat serangan virus yang dijelaskan oleh para dokter sebagai penyakit yang "jarang dan langka."

Setelah 15 tahun dalam pengasingan di Belanda, Abu Zayd, yang lahir pada tahun 1943, kembali ke Mesir setelah menderita penyakit yang dokter gagal mendiagnosa penyakitnya.

Dia dirawat di sebuah rumah sakit di Kairo dan kondisinya digambarkan sebagai "parah namun stabil" (kondisinya ini mungkin mirip dengan Ariel Sharon mantan PM Israel yang sampai saat ini bisa dikatakan sudah mati tapi masih bernafas) kata istrinya Ibtihal Yunis, seorang profesor Prancis di Universitas Kairo.

Sejak ia kembali ke Mesir, Abu Zaid tinggal di unit perawatan intensif dan ia diharapkan menjadi lebih baik dalam beberapa minggu. Tidak ada pengunjung yang diizinkan untuk melihatnya.

Pada tahun 1992, Abu Zaid, yang menjadi asisten profesor di Universitas Kairo Departemen Arab Bahasa dan Sastra, ditolak promosi untuk menjadi profesor karena penelitiannya yang kontroversial tentang Islam, di mana ia berpendapat bahwa Al-Quran adalah sastra serta teks agama atau apa yang dikenal sebagai "hermeneutika humanistik Quran."

Pada tahun 1993, ia divonis murtad oleh para ulama Islam khususnya Al-Azhar dan menikah dengan Yunis yang secara resmi pernikahannya itu dibatalkan oleh pengadilan keluarga Mesir dengan alasan bahwa seorang wanita Muslim tidak bisa menikah dengan orang yang sesat dan murtad.

Dua tahun setelah putusan ulama dan pengadilan, Abu Zaid membawa Yunis dan berangkat ke Belanda di mana dia tinggal sampai akhirnya dia jatuh sakit.

Di antara karya Abu Zaid yang dianggap terbaik oleh kalangan pemujanya berjudul "The Founding of Medieval Ideology and A Critique of Religious Discourse" (Pendirian Ideologi Abad Pertengahan dan Kritik Wacana Keagamaan.)

Buku-bukunya telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa termasuk Jerman, Prancis, Belanda dan Turki. Dia juga menulis dalam bahasa Arab dan bahasa Inggris.

Nasr Abu Zaid sangat dikagumi oleh kelompok JIL Indonesia, pemikiran-pemikiran sesatnya dianggap progresif bagi kalangan sealiran dengan Ulil Abshar Abdallah cs. Dan beginilah akhir hidup tokoh sesat yang di vonis murtad oleh Ulama Al-Azhar, sakit tapi tidak diketahui sakitnya apa dan sudah mati sebelum ajalnya dicabut. Apakah tokoh-tokoh JIL Indonesia diakhir hayatnya akan menemui nasib seperti idola mereka Nasr Abu Zaid? Wallahu a'lam

(Sumber www.eramuslim.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar